Kalender 2024

Kalender 2024, Tahun Baru Saka Diperingati 11 Maret, Ini Sejarah Hari Suci Nyepi Bagi Umat Hindu!

Secara khusus mengenai hari suci Nyepi tahun baru saka yang diperingati oleh Umat Hindu. 

|
Editor: Peggy Dania
TribunPontianak/Ka/Net
Kalender Maret 2024 Daftar Hari Besar Nasional tahun baru saka atau Nyepi yang dirayakan oleh umat Hindu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut ini adalah daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama yang telah ditetapkan dalam Kalender 2024

Secara khusus mengenai hari suci Nyepi tahun baru saka yang diperingati oleh Umat Hindu

Dikutip dari Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama Kalender 2024

Terlihat tahun baru saka atau nyepi akan diperingati pada hari Senin 11 Maret 2024.

Maka Pemerintah menetapkan hari tersebut sebagai Libur Nasional. 

Hal itu tidak terlepas dari penentuan beberapa hari keagamaan akan ditemui dibulan-bulan sepanjang Kalender 2024 termasuk hari keagamaan Umat Hindu dan lainnya. 

Hari raya Nyepi adalah tahun baru Umat Hindu berdasarkan kalender Saka

Nyepi berasal dari kata sunyi, senyap, dan tidak ada kegiatan. 

Hari raya Nyepi atau tahun baru Saka pertama kali diselenggarakan pada tahun 78 Masehi. 

Pada hari raya Nyepi, Umat hindu memilih untuk berdiam diri di rumah dan beribadah tanpa melakukan aktivitas lain termasuk ke luar rumah. 

Kalender 2024 Daftar Libur Bulan Maret Lengkap Dengan Hijriyah dan Tanggal Kapan Mulai Puasa 2024

Sejarah hari raya Nyepi

Dilansir dari Kompas.com, Bagi Umat Hindu, Hari Raya Nyepi merupakan awal Tahun Pembaruan yang menandai kerukunan dan toleransi antarUmat beragama.

Hari Raya Nyepi diperingati tepat pada saat manusia terhindar dari pertikaian dan peperangan. 

Peperangan antarsuku bangsa yang memperebutkan wilayah dan kekuasaan kerap terjadi di masa India kuno.

Selama berabad-abad, bangsa Saka, Pahlava, Yueh-chi, Yavana, dan Malava silih berganti menguasai wilayah-wilayah yang dikenal subur dan makmur. 

Konflik antarbangsa tersebut akhirnya berakhir setelah Raja Kaniskha 1 dari bangsa Saka berhasil merukunkan bangsa-bangsa yang bertikai.

Sejak saat itu, India menggunakan sistem kalender suku Saka yang dimulai pada tahun 78 M.

Sementara itu, bulan pertama dalam tahun Saka yaitu Caitra berada di antara bulan Maret dan April dalam penanggalan Masehi.

Tahun Baru Saka inilah yang kemudian dirayakan oleh Umat Hindu di India hingga kemudian masuk dan digunakan oleh Umat Hindu di Indonesia. 

Bagaimana Aturan Nyepi

Terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan ketika merayakan Tahun Baru Saka atau Hari Raya Nyepi. Aturan-aturan ini disebut Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari:

Amati Geni, yaitu pantangan bagi Umat Hindu untuk menyalakan api, listrik, cahaya, atau unsur lain yang identik dengan sifat amarah seperti api.

Amati Lelanguan, yaitu larangan untuk berfoya-foya atau bersenang-senang secara berlebihan saat perayaan Nyepi.

Amati Lelungan, yaitu larangan untuk bepergian sekaligus anjuran untuk berdiam di dalam rumah.

Amati Karya, yaitu larangan untuk bekerja selama Hari Raya Nyepi selama 24 jam.

Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali terdiri dari serangkaian upacara dan ritual mulai dari Melasti, Tawur Kesanga, Pengerupukan, Nyepi, hingga Ngembak Geni.

 

Melasti

Ritual Melasti dilakukan tiga hari menjelang Hari Raya Nyepi. Tujuannya adalah untuk membersihkan segala sesuatu yang dimiliki atau benda-benda yang disakralkan.

Benda-benda tersebut dibawa dan dibersihkan di laut, sungai, danau, atau sumber mata air lainnya. 

Tawur Kesanga (Mecaru)

Ritual Tawur Kesanga dilakukan sehari sebelum Nyepi yang dimaksudkan sebagai bentuk penyucian atas unsur-unsur jahat dalam diri manusia.

Pada hari ini, seluruh Umat Hindu di semua tingkatan masyarakat mulai dari keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya memberikan caru (sesajian) kepada para bhuta.

 

Pengerupukan

Setelah Mecaru, ritual dilanjutkan dengan menyebarkan nasi tawur, mengobor-obori rumah dan pekarangan, menyemburi rumah dengan mesiu, serta memukul benda-benda untuk menciptakan kegaduhan.

Ritual ini dimaksudkan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah. 

Upacara Pengerupukan di Bali biasanya dimeriahkan dengan kehadiran ogoh-ogoh sebagai perwujudan Bhuta Kala yang diarak kemudian dibakar.  

Nyepi

Pada Hari Nyepi, Umat Hindu di Bali akan berdiam di dalam rumah selama 24 jam dari matahari terbit sampai matahari terbit kembali keesokan hari

Saat melaksanakan Nyepi, Umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian. 

Ngembak Geni

Tahap akhir dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi adalah Ngembak Geni yang menandakan berakhirnya masa penyepian. Masyarakat diperbolehkan beraktivitas kembali seperti sedia kala.

Umumnya, Umat Hindu akan melakukan Dharma Shanti dengan mengunjungi tetangga, rekan, dan sanak saudara untuk saling mengucap syukur dan memaafkan satu sama lain.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved