Kunci Jawaban
Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka, Bab 3 Menyusuri Nilai Cerita Lintas Zaman
Materi Bahasa Indonesia Bab 3 Menyusuri Nilai Dalam Cerita Lintas Zaman Kelas 10 SMA Semester Genap ini untuk mengidentifikasi karakteristik...
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Inilah rangkuman materi Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka untuk Kelas 10 SMA / SMK / MA sederajat Bab 3 Menyusuri Nilai Dalam Cerita Lintas Zaman
Pada artikel ini terdapat link download materi Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka untuk Kelas Kelas 10 SMA / SMK / MA semester 1 hingga 2.
Materi Bahasa Indonesia Bab 3 Menyusuri Nilai Dalam Cerita Lintas Zaman Kelas 10 SMA / SMK / MA Semester Genap ini untuk mengidentifikasi karakteristik hikayat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya di antaranya:
• Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka, Bab 2 Mengungkapkan Kritik Lewat Senyuman
Hikayat ialah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifatsifat itu. Hikayat dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta
A. Membandingkan Karakterisasi dan Plot pada Hikayat dan Cerpen
Meskipun hikayat dan cerpen sama-sama merupakan cerita naratif berupa fiksi, ada perbedaan antara keduanya. Hal tersebut terjadi karena perbedaan kondisi sosial dan budaya pada saat cerita tersebut dibuat. Hikayat yang dibuat pada masa kerajaan tidak dapat lepas dari nuansa istana, baik pada tokohnya maupun setting cerita.
Tokoh pada hikayat cenderung berlatar belakang keluarga kerajaan atau orang-orang di sekitarnya. Keluarga kerajaan dikenal dengan orangorang yang sakti hingga sering diceritakan dapat melakukan hal-hal yang tidak wajar.
Konflik yang biasa muncul tidak lepas dari perselisihan antarkerajaan dan golongan. Penyelesaian konflik pun tidak jauh dari peperangan dan penggunaan kekuatan ajaib yang berakhir bahagia. Pada cerpen karena karakter dan latar belakang yang begitu beragam mengakibatkan konflik dan cara penyelesaiannya pun beragam.
Sebagai cerita yang lebih panjang dibandingkan cerpen, hikayat memiliki alur lebih kompleks. Hikayat memiliki alur berbingkai yang pada sebuah ceritanya berisi cerita lain.
Alur yang digunakan pada hikayat adalah alur maju. Berbeda dengan cerpen yang memiliki alur lebih variatif. Sudut pandang penceritaan pun berbeda antara hikayat dan cerpen. Hikayat menggunakan sudut pandang orang ketiga, orang yang menceritakan. Adapun cerpen menggunakan sudut pandang yang beragam.
- Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, termasuk hikayat, terdiri atas nilai pendidikan, religius, moral, dan nilai sosial.
- Nilai pendidikan adalah nilai yang berkaitan dengan semangat atau kemauan seseorang untuk terus belajar secara sadar.
- Nilai religius merupakan nilai yang mengikat manusia dengan Pencipta alam dan seisinya.
- Nilai moral merupakan suatu penggambaran tentang nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan ajaran kebaikan tertentu yang bersifat praktis.
- Nilai sosial berkaitan erat antara hubungan individu dan individu lainnya dalam satu kelompok.
• Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka, Bab 1 Mengungkap Fakta Alam Secara Objektif
B. Menggunakan Kaidah Bahasa dalam Hikayat dan Cerpen
Sebagai teks yang menggambarkan sebuah alur cerita, hikayat dan cerpen tidak dapat lepas dari penggunaan konjungsi urutan waktu. Konjungsi urutan waktu digunakan untuk menyatakan urutan sebuah kejadian berdasarakan waktu terjadinya, baik itu sebelumnya, saat, maupun setelahnya. Hikayat menggunakan konjungsi urutan waktu berupa katakata arkais.
- Majas atau gaya bahasa sangat erat kaitannya dengan cerita fiksi. Majas digunakan untuk menambahkan keindahan cara penyampaian cerita. Beberapa majas yang sering kali digunakan, baik dalam hikayat maupun cerpen adalah sebagai berikut:
- Antonomasia adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol. Contoh : Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya.
- Personifikasi adalah majas yang menyatakan benda mati maupun benda hidup yang bukan manusia (hewan/tumbuhan) sebagai sesuatu yang seolah-olah bersifat dan berlaku layaknya manusia. Contoh : Samar-samar nyanyian jangkrik terdengar di sampingku.
- Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya secara eksplisit menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain: seperti, laksana, bak, dan bagaikan. Contoh : “Kamu tidur seperti kerbau,” canda ibu.
- Metafora adalah majas yang menggunakan kata atau kelompok kata untuk mewakili hal lain yang bukan sebenarnya, mulai dari bandingan benda fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain. Metafora tidak menggunakan kata penghubung atau kata pembanding seperti simile. Contoh : Seperti biasa, setibaku di istana tuaku, perempuan tua menyambutku dengan hangat.
- Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya. Contoh : Seraya berkata kepada suaminya, “Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja.”
C. Menulis Cerpen Berdasarkan Nilai dalam Hikayat
Agar memudahkan kalian dalam menulis cerita, kalian dapat memulainya dengan membuat kerangka cerita menggunakan peta konsep. Peta konsep adalah gambar yang digunakan untuk menjelaskan hubungan beberapa hal atau konsep secara lebih ringkas dan menarik.
Langkah-langkah penulisannya adalah sebagai berikut.
- Siapkanlah kertas kosong, spidol, atau pensil aneka warna.
- Tuliskanlah topik utama dari cerpen yang akan kalian buat di tengah-tengah kertas, misalnya persahabatan. Lingkarilah kata kunci itu.
- Gambarlah cabang utama terkait topik tersebut. Misalnya, tentang tokoh, konflik atau masalah yang dihadapi tokoh, dan cara tokoh menyelesaikan masalah.
- Buatlah cabang-cabang lainnya dan gunakan warna berbeda. Cabang-cabang itu diisi oleh kata-kata kunci yang berhubungan dengan cabang utama.
- Gunakanlah warna yang menarik pada gambar atau simbol-simbol yang mencerminkan pengalaman dan imajinasi kalian berkaitan dengan topik-topik itu.
- Gambarlah garis lengkung untuk menghubungkan kata kunci yang masih berkaitan dengan kata kunci dari cabang lainnya. Tambahkanlah simbol yang menggambarkan keterkaitan antarkata kunci itu.
- Perhatikanlah kembali kelengkapan pengalaman dan imajinasi kalian. Apakah seluruhnya sudah tersampaikan?
Jika sudah lengkap, nomorilah kata-kata kunci sesuai dengan urutan yang akan kalian susun di dalam cerpen. Coretlah kata-kata kunci yang dianggap tidak penting untuk dikembangkan. Misalnya, kata kunci yang terlalun menyimpang dari topik utama atau terlalu biasa kalau dijadikan bahan cerpen. - Kembangkanlah kata-kata kunci tersebut menjadi sebuah cerpen yang utuh. Kalian juga tetap dapat menambahkan peristiwa dan imajinasi lain di luar kerangka yang tersedia, sepanjang tidak mengganggu topik utama yang telah dibangun sebelumnya.
Lakukan penilaian diri terhadap cerpen yang telah kalian tulis.
materi
Bahasa Indonesia
Kelas 10 SMA
Kurikulum Merdeka
Bab 3
soal dan jawaban bahasa indonesia
soal bahasa indonesia
Soal Kelas 10
45 Soal dan Kunci Jawaban PTS SKI Kelas 11 SMA Semester 1 Kurikulum Merdeka 2025 |
![]() |
---|
45 Soal dan Jawaban PTS SKI Kelas 10 SMA Semester 1 Kurikulum Merdeka 2025 |
![]() |
---|
45 Soal dan Jawaban PTS Fisika Kelas 12 SMA Semester 1 Kurikulum Merdeka 2025 |
![]() |
---|
45 Soal dan Jawaban PTS Fisika Kelas 11 SMA Semester 1 Kurikulum Merdeka 2025 |
![]() |
---|
45 Soal dan Jawaban PTS Fisika Kelas 10 SMA Semester 1 Kurikulum Merdeka 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.