Taman Madu Kelulut di Mempawah Jadi Wisata Edukasi Bernilai Ekonomi

Disamping sebagai wisata edukasi, keberadaan taman madu kelulut tersebut juga bernilai ekonomi tinggi.

Penulis: Ramadhan | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Taman Madu Kelulut Mangrove di kawasan Mempawah Mangrove Park (MMP) yang berada di Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Mempawah Mangrove Park (MMP) yang berada di Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sedang mengembangkan Taman Madu Kelulut Mangrove, Minggu 7 Januari 2024.

Disamping sebagai wisata edukasi, keberadaan taman madu kelulut tersebut juga bernilai ekonomi tinggi.

Ketua Mempawah Mangrove Conservation (MMC), Raja Fajar Azansyah mengungkapkan inspirasi pengembangan madu kelulut mangrove tersebut berawal dari berbagai bacaan dan informasi yang diperolehnya tentang hutan mangrove.

“Dari berbagai buku yang kami baca, ternyata hutan mangrove juga berpotensi menjadi lokasi budidaya kelulut sekaligus menjadi wadah edukasi. Nah, dari situlah muncul ide untuk membangun taman madu kelulut mangrove di MMP ini,” jelas Fajar ketika dikonfirmasi.

Menurut Fajar, pengembangan taman madu kelulut di MMP memiliki nilai wisata edukasi baru bagi pengunjung.

Selain itu kata Fajar, diharapkan pengunjung dapat mempelajari berbagai hal berkaitan dengan madu kelulut dan hutan mangrove.

“Taman madu kelulut tersebut nantinya juga akan berproduksi dan bisa kita jadikan souvenir khas dari MMP. Sehingga, setiap pengunjung MMP dapat membawa pulang madu kelulut mangrove,” harap Fajar yang juga merupakan Staf Ahli Bupati Mempawah.

Bupati Mempawah Hadiri Acara Natal Oikumene 2023 Kalbar

Fajar menilai, pengelolaan madu kelulut mangrove memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Sebab, madu kelulut sangat istimewa dari segi cita rasa serta memiliki kandungan vitamin yang baik untuk kesehatan manusia.

“Rasa madu kelulut mangrove itu sangat khas dan istimewa, berbeda dengan madu kelulut umumnya. Warnnanya lebih hitam dan kaya akan anti oksidan dan vitamin C. Jadi sangat baik untuk kesehatan,” jelas Fajar.

Saat ini, Fajar menyebut terdapat 70 log atau rumah-rumah kelulut di MMP. Dengan itu, Fajar berharap dalam beberapa bulan kedepan, kelulut-kelulut tersebut sudah bisa memproduksi madu terbaiknya.

“Dari hasil pantauan, saat ini kantong-kantong madu sudah mulai terisi. Mudah-mudahan dalam 2-3 bulan kedepan kita sudah bisa panen madu kelulut di MMP,” harap Fajar.

Terima Silaturahmi Anggota KPU, Kapolres Mempawah Pastikan Pengamanan Pemilu 2024

Diterangkan Fajar, kelulut mangrove memperoleh makanan utama dari bunga-bunga mangrove. Kendalanya, bunga mangrove tidak selalu tersedia untuk memenuhi asupan kelulut.

“Maka, kita perlu memperbanyak bunga-bunga lainnya di sekitar hutan mangrove ini. Agar si kelulut dapat asupan nektar dan polen dari bunga selain bunga mangrove,” sebutnya.

Untuk itu, Fajar berharap pengembangan madu kelulut mangrove di MMP dapat dilakukan dengan baik dan maksimal. Sebab, produksi madu kelulut juga menjadi wadah pembinaan bagi masyarakat yang bernilai ekonomi tinggi.

“Disamping wadah edukasi, madu kelulut mangrove bernilai ekonomi tinggi. Satu liter madu kelulut bisa dijual dengan harga ratusan ribu rupiah. Jika dikelola dengan baik dan produksi maksimal, madu kelulut ini bisa menambah penghasilan bagi pengelolaan MMP kedepan,” tutupnya.

Diketahui sebelumnya, Taman madu kelulut mangrove di MMP di Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir diresmikan perdana oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mempawah Ismail pada Kamis 28 Desember 2023 lalu.

(*)

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved