TPST Edelwiss Pontianak Bisa Olah Sampah Anorganik Jadi BBM

Untuk sampah yang organik di TPST ini dapat mengolahnya menjadi 3 hal yakni menjadi gas untuk memasak, pupuk kompos dan budidaya ulat maggot.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/MUHAMMAD FIRDAUS
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Syarif Usmulyono saat mengunjungi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Edelwiss yang beralamat di Jl Purnama Dalam, Pontianak Selatan, Rabu 3 Januari 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Syarif Usmulyono mengunjungi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Edelwiss yang beralamat di Jl Purnama II, Kota Baru, Pontianak Selatan, Rabu 3 Januari 2024.

Ia mengungkapkan di TPST milik Dinas Lingkungan Hidup ini dapat mengolah sampah organik dan anorganik menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual.

Ia berharap, melalui TPST ini, ke depan persoalan sampah di Kota Pontianak tidak lagi dianggap sebagai sebuah masalah.

Ia menjelaskan, sebelum diolah, sampah-sampah di TPST ini akan terlebih dahulu dipilah menjadi yang organik dan anorganik.

Setiap harinya, TPST ini mampu mengolah sampah organik dan anorganik hingga 10 ton.

Produksi Sampah di Kota Pontianak Capai 406 Ton Perhari

Untuk sampah yang organik di TPST ini dapat mengolahnya menjadi 3 hal yakni menjadi gas untuk memasak, pupuk kompos dan budidaya ulat maggot.

"Pertama dengan sistem biodigester kita dapat hasilkan gas, gas ini yang biasa digunakan untuk tabung gas dapur itu, nah yang kedua pupuk komposting, yang ketiga ulat Maggot," ujarnya usai kunjungan.

"Jadi untuk sampah organik selesai untuk tiga hal itu," imbuhnya.

Sedangkan untuk sampah anorganik, TPST Edelwiss dapat mengolahnya menjadi BBM hingga 3 jenis sekaligus, yakni setara Pertalite, Minyak Tanah dan Solar.

"Nah untuk anorganik itu berupa kresek, kalau botol tidak sampai di sini lagi karena botol selesai di tingkat pemulung tuh, nah untuk yang anorganik bersifat kresek di sini dengan sistem pirolisis ini kami ubah menjadi BBM," ungkapnya.

"Nah BBM ini ada tiga hal di sini, bisa jadi setara Pertalite, lalu yang kedua itu bisa menjadi Minyak Tanah dan ketiga bisa menjadi Solar," tuturnya.

"Tinggal nanti kita main di alat pirolisis itu suhunya, dari 75 sampai 125 derajat itu kalau kami pakai suhu tersebut bisa dapat Pertalite, nah kalau 125 sampai 275 derajat kami dapat itu Minyak Tanah, nah kalau 275 derajat ke atas suhunya kami akan dapat itu Solar," jelasnya.

Berdasarkan hasil pengolahan yang sudah dilakukan sejauh ini, 1 kg sampah anorganik dapat mengahasilkan hingga 1 liter BBM.

"Berdasarkan hasil pengolahan kami saat ini itu satu banding 1, jadi 1 kilo dapat 1 liter," jelasnya.

Lanjutnya, sementara ini, BBM yang dihasilkan tersebut hanya digunakan untuk operasional di TPST Edelwiss dan belum dipasarkan.

"Untuk Pertalite kami gunakan untuk Tossa sama mesin tebas, tanpa pengolahan lagi dengan sistem itu kita tampung langsung jadi bahan bakar, nah untuk yang Solar itu kami gunakan untuk mesin pencacah kami," katanya.

"Kalau mau dipasarkan kita harus periksa dulu nih, karena kami harus kerjasama dengan Pertamina dan lainnya, harus kita periksakan kadar oktan dan sebagainya, nah itu kan harus penelitian dulu, tapi sementara kami gunakan di kendaraan kami tanpa masalah itu," jelasnya.

"Jadi kalau menurut kami ini sudah sesuai dengan SOP ataupun dengan baku mutu yang ditetapkan, sampai sekarang kendaraan kami ndak ada hambatan, sudah 3 tahun kendaraan kami masih beroperasional," tambahnya.

Dengan demikian, ia menegaskan semua sampah baik organik maupun anorganik yang masuk di TPST Edelwiss termanfaatkan atau zero waste.

Menurutnya, hal ini menjadi prototipe untuk pengolahan sampah skala kota.

Ke depan, pihaknya berencana mengembangkan strategi ini ke seluruh TPA yang ada di Kota Pontianak.

"Di TPA nanti tidak ada lagi yang nama kumpul, angkut, timbun, enggak ada! (Tapi) kumpul, angkut, olah, olah menjadi 4 hal ini," imbuhnya.

"Nah insyaallah, sampah di sana itu semuanya tergunakan, tadi saya katakan zero waste, enggak ada residu dan sebagainya, sehingga kita enggak butuh lagi yang namanya tempat penimbunan, jadi TPA kita cukup tuh lahannya," tandasnya. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved