Berita Viral

VIRAL Penampakan Awan Hilang di Atas Pulau Jawa, Begini Penjelasan BMKG

Viral fenomena awan hilang di atas pulau Jawa mendadak ramah dibahas hingga menjadi Berita Viral media sosial.

Editor: Rizky Zulham
Dok. BMKG
Logo BMKG terbaru. VIRAL Penampakan Awan Hilang di Atas Pulau Jawa, Begini Penjelasan BMKG. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Viral fenomena awan hilang di atas pulau Jawa mendadak ramah dibahas hingga menjadi Berita Viral media sosial.

Foto yang menampakkan tidak ada awan di atas Pulau Jawa, ramai menjadi perbincangan di media sosial.

Foto tersebut diunggah oleh akun media sosial X (dulu Twitter) @jawafess, Kamis (21/12/2023) malam.

Tampak dalam unggahan, sebuah foto citra radar yang menyajikan sebaran awan di kawasan Indonesia dan sekitarnya.

Awan yang ditandai dengan warna putih terlihat memenuhi Sumatera, Sulawesi, dan sebagian wilayah Kalimantan.

Kisah Seorang Bos Larang Karyawan Izin Sakit Tanpa Surat Dokter hingga Viral Media Sosial

Namun, kondisi serupa tidak terjadi di Pulau Jawa dan Bali.

Hingga Jumat (22/12/2023) pagi, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 1,2 juta kali, disukai 19 pengguna, dan diunggah ulang oleh lebih dari 3.500 warganet.

Lantas, apa penyebab Pulau Jawa tidak dihinggapi awan dan sampai kapan fenomena ini akan terjadi?

Penyebab tidak ada awan di atas Pulau Jawa

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan, tidak adanya awan di atas Pulau Jawa dikarenakan suplai pertumbuhan awan hujan yang sedikit.

"Perlu diketahui bahwa saat ini wilayah Indonesia masih dipengaruhi fenomena El Nino moderat dengan indeks 1,83," ujarnya, saat dikutip dari Kompas.com, Jumat (22/12/2023).

Guswanto melanjutkan, fenomena ini juga dipengaruhi oleh adanya sistem tekanan rendah dari Ex-Siklon Tropis Jelawat yang berada di Laut Cina Selatan.

Bibit siklon tersebut telah menarik pertumbuhan awan di atas Pulau Jawa, terutama pada bagian barat.

Tidak adanya tutupan awan, menurut Guswanto, menyebabkan sinar Matahari secara optimal langsung mengarah ke permukaan Bumi, dalam hal ini Pulau Jawa dan sekitarnya.

"Sehingga kita merasakan suhu seperti lebih panas," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved