Berita Viral

Segini Sisa Kuota Pertalite di SPBU Pertamina Seluruh Indonesia sampai Akhir Tahun 2023

Sampai akhir tahun 2023, PT Pertamina memastikan kuota Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite masih mencukupi..

Editor: Rizky Zulham
Dok. Pertamina
Ilustrasi isi minyak di SPBU Pertamina. Segini Sisa Kuota Pertalite di SPBU Pertamina Seluruh Indonesia sampai Akhir Tahun 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Terungkap sisa kuota BBM jenis Pertalite di SPBU seluruh Indonesia.

Sampai akhir tahun 2023, PT Pertamina memastikan kuota Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite masih mencukupi..

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, potensi migrasi konsumen dari BBM nonsubsidi ke Pertalite mungkin saja terjadi seiring melebarnya disparitas harga.

"Kondisi ini bukan hal yang baru, dan migrasi mungkin ada namun tidak signifikan karena pengguna Non Subsidi umumnya sudah paham mengenai kebutuhan BBM yang tepat bagi kendaraannya," kata Irto baru-baru ini.

Irto menjelaskan, dengan kondisi ini maka kuota Pertalite tahun ini dinilai masih akan mencukupi. Pemerintah menetapkan kuota Pertalite tahun 2023 sebesar 32,56 juta kiloliter (kl).

Berubah Lagi! Harga BBM Terbaru Hari Ini di SPBU Seluruh Indonesia Cek Disini

Irto menjelaskan, sampai dengan September 2023, penyaluran Pertalite mencapai 22,3 juta kl.

Sementara itu, penyaluran gasoline mencapai 4 juta kl.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan, potensi migrasi tidak begitu besar karena adanya perbedaan karakteristik konsumen.

"Umumnya memang kalau subsidi kan lebih sensitif terhadap harga dan porsi (konsumen) cukup besar. Untuk nonsubsidi itu tidak terlalu besar (jumlah konsumen)," terang Komaidi.

Pertalite akan diganti Pertamax Green 92

PT Pertamina (Persero) akan mengganti bahan bakar minyak (BBM) RON 90 atau Pertalite dengan kadar oktan yang lebih tinggi.

Nantinya, Pertamina akan menghadirkan BBM jenis terbaru, yaitu Pertamax Green 92, sebagai bagian dari Program Langit Biru.

Program tersebut sudah dimulai sejak dua tahun lalu di mana Pertamina menghapus BBM RON 88 atau Premium.

"Karena aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, oktan yang boleh dijual di Indonesia minimum oktan 91," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dikutip dari Kontan, Kamis (31/8/2023).

Apa itu Pertamax Green 92?

Nicke menjelaskan, naiknya kadar oktan pada Pertalite menjadi Pertamax Green 92 yang berlaku mulai tahun depan memenuhi syarat dari aspek lingkungan.

Dilansir dari Kontan, Rabu (20/8/2023), hadirnya Pertamax Green 92 juga dapat menekan emisi karbon dan menekan impor gasoline.

Pertamax Green 92 yang akan diluncurkan Pertamina mulai 2024 adalah BBM Pertalite yang dicampur dengan etanol atau E7 sebanyak tujuh persen.

Bila Pertalite benar-benar ditiadakan, maka Pertamina hanya akan menjual tiga produk BBM gasoline, yakni Pertamax Green 92, Pertamax Green 95, dan Pertamax Turbo.

Pertamina berharap pengenaan bea produk etanol dihapus

Soal Pertamax Green 92 yang menggunakan etanol sebagai bahan campurannya, Nicke berharap pengenaan bea untuk produk etanol dihapus.

Ia beralasan, produk etanol selama ini dikategorikan sebagai produk alkohol sehingga masih dikenakan bea cukai.

"Kita masih belum memikirkan keuntungan karena masih ada penerapan bea cukai Rp 20.000," ujar Nicke.

"(Sementara) ini tidak digunakan untuk alkohol tapi untuk energi," tambahnya.

Alasan Harga Pertalite Masih Bertahan Meski BBM Nonsubsidi Kompak Turun

Pertamax Green 92 diusulkan dapat subsidi

Pertamax Green 92 yang akan menggantikan Pertalite mulai 2024 ditargetkan oleh Pertamina sebagai produk BBM subsidi.

Menurut Nicke, dengan adanya kompensasi dan skema subsidi maka masyarakat mendapatkan kualitas BBM yang lebih baik.

Kendati demikian, penetapan Pertamax Green 92 sebagai BBM subsidi berada di tangan pemerintah.

"Supaya tidak jadi perdebatan di publik, saya ingin menjelaskan bahwa ini hasil kajian internal kami," ujar Nicke dikutip dari Kontan, Rabu (30/8/2023).

"Kami mengusulkan ke pemerintah, namun implementasinya tentu menjadi ranah pemerintah untuk memutuskan," sambungnya.

# Berita Viral

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved