Kunker Menteri KKP di Pontianak: Buka Konferensi Nasional XI Kalbar hingga Dapat Gelar dari Sultan

Saat ini, lanjutnya, pihaknya tengah mencanangkan perubahan pada UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang kelautan.

Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/MUHAMMAD FIRDAUS
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik, Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang digelar di Aula Garuda, Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Selasa 28 November 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kota Pontianak, Selasa 28 November 2023.

Pertama, Sakti Wahyu membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang digelar di Aula Garuda, Kantor Gubernur Kalimantan Barat.

Dalam kesempatan tersebut, Sakti Wahyu Trenggono berharap Konferensi Nasional XIX ini melahirkan poin-poin penting yang berkaitan dengan bagaimana menjaga ruang Laut dan sumber dayanya berikut pulau-pulau kecil dengan baik.

"Karena ini memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perubahan iklim," katanya kepada awak media usai pembukaan.

Di mana, kata dia, saat ini jumlah penduduk Indonesia terus meningkat sedangkan jumlah sumber daya alam tidak bertambah.

"Itu poin penting yang saya sampaikan," imbuhnya.

Soal Kelangkaan Solar Nelayan Kalbar, Ini Kata Menteri Kelautan dan Perikanan

Saat ini, lanjutnya, pihaknya tengah mencanangkan perubahan pada UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang kelautan.

Perubahan UU tersebut dilakukan dengan melibatkan seluruh pihak mulai dari Perguruan Tinggi, NGO, Kepala Dinas Kelautan Provinsi maupun Kabupaten Kota di seluruh Indonesia.

"Untuk memberikan masukan kepada kita, bagaimana ruang laut kita ini terjaga dengan baik, tidak rusak, yang kemudian nanti sangat bermanfaat buat masa depan bangsa kita," tuturnya.

"Kalau rusak tentu kita semua yang akan rugi, dan berdampak terhadap generasi-generasi berikutnya," tandasnya.

Dapat Gelar dari Sultan Pontianak

Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono mendapatkan mendapatkan penganugerahan gelar 'Laksamana Raja di Laut' oleh Sultan Pontianak Syarif Machmud Melvin Alkadrie.
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono mendapatkan mendapatkan penganugerahan gelar 'Laksamana Raja di Laut' oleh Sultan Pontianak Syarif Machmud Melvin Alkadrie. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/MUHAMMAD FIRDAUS)

Ada yang menarik dalam rangkaian pembukaan Konferensi Nasional XI tersebut.

Sakti Wahyu mendapatkan penganugerahan gelar 'Laksamana Raja di Laut' dari Sultan Pontianak Syarif Machmud Melvin Alkadrie.

Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dinilai bijak dalam mengelola laut. 

"Saya selalu Sultan Pontianak menganugerahkan gelar setinggi-tingginya untuk bapak Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Laksamana Raja di Laut," ujar Sultan Melvin.

Mendapatkan gelar tersebut, Sakti Wahyu Trenggono sangat berterimakasih kepada Sultan Pontianak.

"Saya mendapat anugerah sebagai Laksamana Raja di Laut dari Sultan Pontianak," ucapnya.

"Saya sangat appreciate sekali dengan bapak Sultan, karena di Kota ini masih terjaga, dan beliau sebagai simbol dari pada adat istiadat dan budaya serta alam," tandasnya.

Menteri KKP Ungkap Akan Luncurkan Satelit Dengan Teknologi Terkini Jaga Batas Laut Kalbar - Malaysia

Sakti Akan Luncurkan Satelit dengan Teknologi Terkini Jaga Batas Laut Kalbar - Malaysia

Di sela kunjungannya, Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan Kalimantan Barat memiliki potensi laut sangat besar.

Kata Sakti Wahyu Trenggono, potensi kau di Kalbar tidak hanya ikan dengan berbagai macam jenisnya.

"Tetapi juga di dasar laut, itu banyak sekali potensi-potensi ekonomi yang juga harus kita jaga dengan baik, seperti migas dan lain sebagainya," ujarnya usai membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

Lanjutnya semua potensi kuar biasa yang dimiliki oleh laut Kalbar tersebut harus terus dijaga dengan baik.

Terlebih laut Kalbar berbatasan langsung dengan Malaysia.

Tentu, batas laut menjadi hal yang penting yang harus diawasi secara terus menerus.

"Dan atas hal itu bukan hanya petugas yang kita siapkan di jalur perbatasan-perbatasan, tetapi juga kita akan segera meluncurkan teknologi-teknologi terkini seperti nano satelit dan seterusnya," ungkapnya.

"Semuanya itu akan memonitor 24 jam," pungkasnya.

Jawab Nasib Solar Buat Nelayan di Kalbar

Sakti Wahyu turut  menanggapi persoalan kelangkaan solar yang sering dihadapi para nelayan di Kalimantan Barat.

Sakti mengatakan pihaknya terus mengkaji persoalan kelangkaan solar untuk para nelayan ini.

"Itu salah satu yang terus kita kaji, solar ini habisnya ke mana?" katanya di Pontianak.

Lanjutnya, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melihat besaran kebutuhan para nelayan terhadap solar.

"Tapi di sisi lain adalah kita selalu berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dalam hal ini adalah Pertamina, dan juga kepada Kementerian ESDM atau SKK Migas, untuk selalu melihat besaran dari kebutuhan solar bagi nelayan," jelasnya.

(*)  

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kota Pontianak Hari Ini Di sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved