Berita Viral

Penyebab Harga BBM Resmi Turun Per 1 November 2023 di SPBU Seluruh Indonesia

Hal itu berdasarkan kondisi harga minyak dunia yang menjadi patokan menentukan harga BBM di tanah air.

Editor: Rizky Zulham
Dok. Kompas.com
Ilustrasi isi minyak di SPBU. Penyebab Harga BBM Resmi Turun Per 1 November 2023 di SPBU Seluruh Indonesia. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Terungkap penyebab harga BBM resmi turun hari ini Selasa 1 November 2023 di SPBU seluruh Indonesia.

Setiap awal bulan pemerintah pemerintah melakukan penyesuain harga BBM terbaru.

Hal itu berdasarkan kondisi harga minyak dunia yang menjadi patokan menentukan harga BBM di tanah air.

Mulai 1 November 2023, PT Pertania (Persero) resmi menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di seluruh wilayah Indonesia.

"Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting pada, Rabu 1 November 2023.

Resmi Naik! Harga BBM Terbaru Per 1 November 2023 di SPBU Seluruh Indonesia Cek Disini

Berikut rincian penurunan harga BBM per 1 November 2023 dibandingkan bulan lalu:

- Pertamax (RON 92): Rp 14.000 menjadi Rp 13.400 per liter.

- Pertamax Green 95 (RON 95): Rp 16.000 menjadi Rp 15.000 per liter.

- Pertamax Turbo (RON 98): Rp 16.600 turun menjadi Rp 15.500 per liter.

- Dexlite (CN 51): Rp 17.200 menjadi Rp 16.950 per liter.

- Pertamina Dex (CN 53): Rp 17.900 turun menjadi Rp 17.750 per liter.

Adapun jenis BBM subsidi Pertalite dan Solar dipastikan tidak mengalami penurunan harga. Harga BBM jenis Pertalite masih Rp 10.000 per liter.

Sementara untuk Bio Solar Rp 6.800 per liter.

Penurunan harga BBM kali ini menjadi angin segar setelah pada Oktober lalu harga BBM jenis Pertamax (RON 92) tembus Rp 14.000.

Di sisi lain, penurunan harga BBM bertolak belakang dengan prediksi harga minyak global di tengah konflik Israel dan Hamas.

Alasan harga BBM turun per 1 November

Penyesuaian harga BBM non-subsidi didasari oleh sejumlah aspek sehingga bersifat fluktuatif.

Oleh sebab itu, Pertamina secara berkala melakukan evaluasi untuk mengikuti tren dan mekanisme pasar.

"Harga BBM non subsidi Pertamina mempertimbangkan berbagai aspek di antaranya minyak mentah, publikasi MOPS dan Kurs,” kata Irto.

Perhitungan aspek tren harga publikasi MOPS/Argus dan Kurs bertujuan agar tetap dapat menjamin keberlangsungan penyediaan dan penyaluran BBM hingga ke seluruh pelosok Tanah Air.

Evaluasi produk BBM nonsubsidi dilakukan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak dunia, yaitu harga publikasi Means of Platts Singapore (MOPS)/Argus.

Penyesuaian harga sesuai regulasi

Lebih lanjut, Irto menjelaskan, penyesuaian harga BBM per Rabu (1/11/2023) sudah sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis BBM dan Minyak Solar.

Dia memastikan harga BBM hari ini masih bisa bersaing dengan BBM dari perusahaan lain yang juga turut menurunkan harga.

"Pertamina Patra Niaga berkomitmen menyediakan pasokan produk BBM berkualitas diseluruh wilayah Indonesia.

Tidak hanya di kota-kota besar namun ke seluruh pelosok negeri dengan harga yang kompetitif,” jelasnya.

Harga baru itu berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.

Rincian harga BBM terbaru per 1 November 2023 dapat dilihat di sini.

Alasan harga minyak turun di tengah konflik Hamas vs Israel

Dilansir dari CNN, harga minyak mentah secara global turun 1,6 persen menjadi 89 dollar Amerika Serikat per barel mulai Senin 30 Oktober 2023.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi patokan AS juga turun 1,9 persen dan dijual 84 dollar AS per barel.

Penurunan harga minyak mentah itu kontradiktif dengan dugaan yang beredar bahwa konflik Hamas dan Israel akan menaikkan harga minyak dunia.

Salah satu pendiri kepala geopolitik di konsultan Energy Aspects, Richard Bronze mengatakan, alasan terbesar penurunan harga minyak mentah di tengah konflik Hamas vs Israel adalah karena adanya kekhawatiran pasar mengenai kesehatan ekonomi global dan implikasinya terhadap permintaan minyak.

"Ada indikasi bahwa permintaan minyak melemah secara global, khususnya di Eropa," kata dia, masih dari sumber yang sama.

Kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi global semakin digarisbawahi ketika Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, melaporkan produk domestik brutonya menyusut di kuartal ketiga karena konsumen mengurangi belanja pada Senin 30 Oktober 2023.

Sementara itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menduga keputusan pemerintah menurunkan harga BBM di tengah konflik Hamas dan Israel ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Selain harga minyak mentah global yang turun, pemerintah juga mempertimbangkan aspek politis.

"Inflasi sekarang sudah ada tekanan dari sisi pangan beras misalnya. Jadi, kalau ditambah kenaikan harga BBM nonsubsidi dikhawatirkan akan menambah beban inflasi, terutama jelang tahun pemilu," kata Bhima, Rabu.

Naik Lagi, Harga BBM Terbaru Per Sabtu 14 Oktober 2023 di SPBU Seluruh Indonesia Cek Disini

Pertimbangan lainnya berkaitan dengan kekhawatiran shifting atau peralihan yang signifikan dari pengguna BBM jenis non subsidi ke subsidi.

"Bisa dibayangkan kalau selisihnya terlalu jauh, kemarin sempat selisihnya Rp 4.000 per liter antara Pertalite dengan Pertamax itu gapnya terlalu jauh meskipun RON atau kualitas oktan dari Pertamax lebih tinggi.

Tapi, mempertimbangkan daya beli, tentunya juga banyak yang melakukan shifting kepada BBM jenis subsidi," jelas Bhima.

Peralihan pengguna BBM dari nonsubsidi ke subsidi tersebut juga bisa berdampak pada kuota BBM subsidi sampai akhir 2023.

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved