Total 34 Kasus DBD di Kalbar Meninggal Dunia, Erna Imbau Masyarakat Terapkan PHBS, PSN dan 3M

Kasus kematian yang terjadi akibat penyakit DBD, dijelaskan Erna dikarenakan pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi yang sudah parah.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
NET/Google
Ilustrasi DBD - Waspada DBD Musim Hujan! Simak Gejala DBD pada Anak yang Paling Umum Terjadi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Erna Yulianti mengatakan total sampai minggu ke-38 di tahun 2023 sudah ada 34 kasus DBD yang meninggal dunia di Provinsi Kalbar.

Ia menyampaikan bahwa perkembangan kasus DBD di Kalbar pada minggu 38 yang dilaporkan sudah mencapai sebanyak 3.047 kasus, dengan kasus kematian sebanyak 34 kasus DBD.

“Kalau kita melihat kasus DBD dari minggu 37 ke 38 terjadi penurunan. Dengan penurunan sebanyak 115 kasus atau sekitar 55,4 persen. Dimana minggu ke-38 dilaporkan ada 105 kasus, sedangkan pada minngu 37 dilaporkan ada 220 kasus. Berarti terjadi penurunan tren kasus kesakitan DBD di kabupaten kota di Kalbar,” ujarnya kepada Tribun Pontianak, Jumat 29 September 2023.

Bahkan dikatakannya jika dibandingkan dengan pelaporan kasus DBD pada minggu ke-36 cukup jauh turun. Dimana pada minggu ke-36 total kasus DBD di Kalbar mencapai 330 kasus yang dilaporkan dan itu cukup tinggi.

“Kalau kita lihat kasus DBD atau kasus kesakitan DBD itu turun hampir 55 pesen, namun kasus kematian meningkat menjadi 34 sampai minggu ke-38 dari minggu pertama,” ujar Erna.

Baca juga: Dinkes Kalbar Siapkan 4 Langkah Cepat Demi Tekan Angka DBD

Kasus kematian yang terjadi akibat penyakit DBD, dijelaskan Erna dikarenakan pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi yang sudah parah.

Terkait upaya penanganan maupub pencegahan penyakit DBD. Diskes Provinsi telah melakukan pendistribusian kepada kabupaten kota yakni logistik DBD berupa Larvasida, Insektisida, serta rapid test untuk DBD.

“Itu sudah kita distribusikan ke kabupaten kota sesuai permintaan di daerah.

Kabupaten kota juga sudah melakukan berbagai upaya untuk mengingatkan kepada masyarakat agar waspada dan hati- hati mengingat cuaca yang memang tidak memungkinkan, dengan intensitas hujan rendah,” jelas Erna.

Kemudian pengaruh El Nino sehingga panas yang begitu tinggi, sehingga potensial berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti .

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan PHBS dan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), sertan melakukan 3M yakni menguruas, menutup, dan mendaur ulang,” ujarnya.

Ia menegaskan tidak ada lagi yang mengubur sampah, sebab ada jenis sampah yang tidak bisa dikubur seperti sampah plastik, karena penguraiannya yang lama. Maka dari itu dilakikan daur ulang.

“Seluruh masyarakat juga harus waspada menjaga putra- putrinya untuk berhati-hati, kalau tidak ada keperluan lebih baik drumah saja dan perhatikan kesehatan dan kondisi anak-anak. Jika timbul demam panas secara mendadak dengan suhu tinggi segera dibawa ke faskes terdekat,” imbau Erna.

Erna menambahkan dilihat dari minggu 37-38 ada penurunan kasus DBD, yang artinya masyarakat sudaj mulai waspada dan mengerti dalam melakukan upaya menjaga lingkungan.

“Namun kami dari Diskes Provinsi hingga kabupaten kota tak hentinya melakukan sosialisasi pemantauan daerah. Saya berpesan kepada masyarakat, jika ada anaknya maupun tetangga yang sakit segera laporkan ke faskes agar dilakukan upaya epidemologi dan dikakukan upaya penanganan kasus DBD di masing-masing daerah,” pungkasnya. (*)

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved