Dinkes Sambas Ungkap Gejala Virus Japanese Enchephalitis, Imbau Warga Waspada

Ganjar Eko Prabowo mengimbau masyarakat Kabupaten Sambas untuk mewaspadai virus JE yang ditularkan oleh nyamuk Culex.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Ilustrasi vaksin virus Japanese Enchephalitis. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Ganjar Eko Prabowo mengungkapkan sejumlah gejala apabila seseorang terpapar virus Japanese Enchephalitis (JE).

Ganjar Eko Prabowo mengimbau masyarakat Kabupaten Sambas untuk mewaspadai virus JE yang ditularkan oleh nyamuk Culex.

"Virus JE merupakan penyebab utama ensefalitis virus di Asia termasuk Indonesia. Virus JE ditularkan oleh nyamuk Culex," katanya, Senin 18 September 2023.

Dia menjelaskan, nyamuk Culex Tritaeneorhynchus adalah spesies vector nyamuk yang utama, berkembang biak di kolam-kolam dan sawah yang tergenang dan menggigit di malam hari. 

"Karena ada hewan perantara, virus JE tidak dapat dieradikasi tetapi bisa dikendalikan," tuturnya.

Kalbar Populer Hari Ini: Kost di Sintang Jadi Tempat Narkoba, Dinkes Sambas Imunisasi JE ke Anak

Dinkes Sambas Segera Lakukan Imunisasi JE Pada Anak

Gejala utama JE adalah adanya gejala ensefalitis dengan masa inkubasi 4 hingga 14 hari. Gejala klinis dimulai dengan demam tinggi yang mendadak, perubahan status mental, gejala gastrointestinal, sakit kepala disertai perubahan gradual gangguan bicara, berjalan, adanya gerakan involuntir ekstrimitas atau disfungsi motoricklainnya. 

"Pada anak gejala awal berupa demam, iritabilitas, muntah, diare dan kejang. Kejang 75 persen terjadi pada kasus anak. Pada orang dewasa keluhan yang sering muncul adalah sakit kepala dan gejala peningkatan tekanan intrakranial," katanya. 

Lebih jauh, kata dia, pada kasus JE 1 dari 250 infeksi bermanifestasi menjadi klinis berat yang mempengaruhi sistem saraf pusat hingga menyebabkan kematian (16-30 persen). 

Sedangkan 30-70 persen dari infeksi berat yang hidup mengalami sisa (sekuele) berat termasuk paralisis dan keterbelakangan mental. 

"Sampai saat ini belum ada obat khusus untuk penyakit JE, sehingga pemberian imunisasi merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah JE," terangnya.

(*)

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved