Guru Cukur Rambut Siswi

BUNTUT Aksi Cukur Rambut 19 Siswi karena Tak Pakai Alas Jilbab, Guru Bahasa Inggris SMPN Dinonjobkan

Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif menyayangkan kejadian tersebut. Menurut Munif, seharusnya yang menindak para siswi tersebut bukanlah

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/IST
Guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Sukodadi dinonjobkan imbas dari tindakanya mencukur rambut 19 siswi karena tidak menggunakan ciput jilbab 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tindakan guru mencukur rambut 19 siswinya lantaran tak memakai ciput hijab berbuntut panjang.

EN Guru Bahasa Inggris di Kabupaten Lamongan Jawa Timur kini mendapatkan sanksi tegas.

Dirinya kini tidak dibolehkan mengajar dan di Non Jobkan.

EN merupakan guru mata pelajaran bahasa Inggris.

Ia sudah lama menjadi guru di sekolah SMPN 1 Sukodadi.

Ditinggal Suami ke Kalimantan, Seorang Guru SD Selingkuh dengan Kepala Desa sampai Hamil

Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif menyayangkan kejadian tersebut.

Menurut Munif, seharusnya yang menindak para siswi tersebut bukanlah EN, melainkan guru bimbingan konseling (BK).

Buntut dari aksinya itu, EN mendapat sanksi berupa tak boleh lagi mengajar di SMPN 1 Sukodadi.

"Kita sudah tarik dan stafkan di Diknas, tidak lagi mengajar," ujar Munif

Dikatakan Munif, untuk sementara EN menjadi staf di Dinas Pendidikan (Diknas) Lamongan.

Hal itu dilakukan dalam rangka pembinaan.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Sukodadi, Harto mengaku tak mengetahui sampai kapan sanksi tersebut akan diberlakukan terhadap EN.

"Tidak tahu sampai kapannya, hanya yang kami tahu itu ditarik ke dinas untuk pembinaan," katanya.

Harto menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Rabu 23 Agustus 2023 saat siswa hendak pulang.

Baca juga: Potong Rambut 19 Siswi hingga Botak, Guru SMP di Lamongan Disanksi Tak Boleh Mengajar.

Pemkot Pontianak Buka 895 Formasi PPPK di 2023, Paling Banyak Posisi Guru

Insiden pembotakan itu dipicu lantaran belasan siswi tak menggunakan ciput.

Hasto mengungkapkan, EN mengaku sering mengingatkan para siswi untuk mengenakan ciput.

Namun, sejumlah siswi saat itu diduga tidak mengenakannya.

EN lantas memanggil mereka yang ketika itu hendak pulang, dikutip dari Kompas.com.

Menurut pengakuan EN pada Harto, ada sekitar 19 siswi yang saat itu dibotaki.

"Entah terlalu sayang atau seperti apa, kemudian Bu EN melakukan itu (pembotakan)."

"Hanya saja pakai alat (cukur) yang elektrik, makanya ada yang rambutnya kena banyak," jelasnya.

Atas kejadian itu, para siswi kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya ke orang tua mereka.

Orang tua siswi pun tak terima dengan kejadian tersebut.

Mediasi yang dilaksanakan usai insiden siswi dibotaki di SMPN 1 Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur.

Pihak sekolah kemudian menggelar mediasi, sehari setelah kejadian atau tepatnya pada Kamis 24 Agustus 2023

Sebelum itu, EN didampingi kepala sekolah juga sempat mendatangi rumah sejumlah siswi untuk meminta maaf.

Dikatakan Harto, dalam mediasi itu semua pihak sepakat untuk berdamai.

"Sudah damai melalui mediasi pada tanggal 24 Agustus kemarin, orang tua siswi menyadari perilaku anaknya"

"Serta apa yang telah dilakukan Bu EN dan mereka semua (para orang tua) menerima."

"Tadi pembelajaran di sekolah juga sudah berlangsung normal seperti biasa, malah ada yang jadi petugas upacara," ungkap Harto, Senin 28 Agustus 2023. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Guru SMP di Lamongan yang Botaki 19 Siswi Tak Pakai Ciput, Sudah Minta Maaf, Tak Boleh Ngajar, 

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved