Masyarakat Desa Tanjung Beulang Harap Bisa Manfaatkan Hutan Desa

Potensi alam yang terdapat di hutan Desa Tanjung Beulang tergolong cukup banyak seperti air terjun, kopi

Editor: Nina Soraya
Dok/Yayasan Sangga Bumi Lestari
Dialog antara Yayasan Sangga Bumi Lestari bersama masyarakat Desa Tanjung Beulang di Kecamatan Tumbang Titi, Ketapang, Kalimantan Barat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Masyarakat Desa Tanjung Beulang, Kecamatan Tumbang Titi, Ketapang, Kalimantan Barat, mengharapkan agar hutan Desa bisa dimanfaatkan sumber daya alamnya. Diketahui, wilayah Tanjung Beulang mencakup kawasan hutan dan hutan lindung yang cukup luas, yang sebagian diusulkan untuk dikelola sebagai hutan desa.

Kedestu Wiranto, Ketua Unit Perangkat Daerah (UPD) Desa Tanjung Beulang, menjelaskan bahwa nilai-nilai adat yang terdapat di hutan desa sangat banyak.

Seperti obat-obatan tradisional ataupun untuk melakukan adat budaya.

Kemenyan, alat yang biasa digunakan dalam kebudayaan adat untuk mengusir setan, sekarang masyarakat harus cari sampai ke sebelah hutan.

“Keinginan saya itu di area hutan desa ini ditempati, karena tidak bisa dipungkiri dari nenek moyang terdahulu mata pencahariannya itu berburu.

Dulu itu hutannya masih ada dan utuh. Kalau hutannya sudah habis, apalagi Binatang buruan juga habis, ya habis lah,” tuturnya.

Potensi alam yang terdapat di hutan Desa Tanjung Beulang tergolong cukup banyak seperti air terjun, kopi bahkan terkhusus di dalam hutannya sendiri yakni tanaman obat dan madu.

Ada juga damar dan rotan. Sedangkan rata-rata masyarakat desa Tanjung Beulang bermata pencaharian sebagai penyadap karet, buruh sawit, peternak dan pencari kapur dondang.

“Potensi alamnya sih banyak, cuman masih belum digali dan tersembunyi. Misalnya, ibu-ibu punya keterampilan menganyam dari bambu atau rotan,” ucap Margareta Mula, Wakil Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tanjung Beulang.

Baca juga: Yayasan Palung Terangkan Hutan Desa Nipah Kuning Miliki Komposisi Pohon Makanan Orangutan

Lanjut, Margareta juga menyampaikan bahwa perempuan di Desa Tanjung Beulang tidak hanya sekedar ingin menonton, namun juga ingin bekerja.

“Sekarang sudah bukan zaman dulu lagi, emansipasi wanita itu harus tetap terjaga.

Saya ataupun perempuan yang lain memiliki kemampuan dan bakat terutama di dalam ekonomi tidak hanya ingin sekedar menonton melainkan ingin juga menikmati manfaatnya,” ungkapnya.

Selain itu, Anatiustis, Kepala Desa Tanjung Beulang juga mengungkapkan bahwa masyarakat Desa sudah pernah membuat produk madu hutan mereka.

“Madu kami cukup terkenal di Ketapang karena kualitasnya namun karena kendala ketersediaan madu yang musiman, akhirnya kami belum bisa menjual produk hingga keluar.

Selain itu ada juga kendala mesin yang ongkosnya cukup mahal,” utas Anatiustis.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved