Berita Viral

Stres Hidup Bergelimang Utang, Curhat Seorang Wanita Korban Pinjol Nyaris Bunuh Diri

Stres dengan kondisi bergelimang utang, seorang wanita korban pinjol nyaris mengakhir hidup dengan cara bunuh diri.

Editor: Rizky Zulham
Dok. Kompas.com
Ilustrasi. Stress Hidup Bergelimang Utang, Kisah Wanita Korban Pinjol Nyaris Bunuh Diri. 

"Suami saya bingung, uang sebanyak itu untuk apa? Sedangkan hidup kami begitu sederhana. Saya kalau ditanya untuk apa, jawabnya ya tidak untuk apa-apa," tambahnya.

Seorang Karyawan di Kubu Raya Gelapkan Barang Swalayan, Kerugian Korban Capai Belasan Juta

Dana menuturkan, ia pun tak pernah melihat dan memegang uang ratusan juta rupiah yang dipinjamnya.

Uang itu hanya berputar untuk membayar utang dari satu aplikasi pinjol ke pinjol lainnya.

Kemarahan suaminya tak berhenti sampai di situ. Suaminya kemudian menyuruh Dana pulang ke rumah orangtuanya.

"Kebetulan saat itu ibu saya sedang sakit, jadi itu bisa saya jadikan alasan kepada ibu. Tapi, ibu saya berpulang setelah 11 hari saya jaga," ungkapnya.

Kini, ia mengaku telah kembali ke rumah suaminya. Alasan kerinduan akan kedua anaknya meluluhkan hati sang suami untuk mengizinkannya kembali menginjakkan kaki di rumah.

Kepada Kompas.com, Dana sempat memberikan tangkapan layar mengenai gambaran meminjam uang di salah satu aplikasi pinjol.

Semisal, jika seseorang meminjam uang Rp 5.700.000, ia hanya menerima uang pinjaman sebesar Rp 5.130.000.

Sebab, ada biaya layanan sebesar Rp 570.000 yang harus ditanggung debitur.

Namun, biaya yang harus dilunasi oleh debitur jauh lebih tinggi dari nominal utangnya, yakni sebesar Rp 6.361.200.

"Terima uangnya dipotong, bayar lebihnya banyak banget, dan jangka waktunya sangat pendek," jelas Dana.

Menurut dia, besaran bunga yang dipatok pinjol bisa dimaklumi.

Sebab, hal ini sebanding dengan kemudahan yang ditawarkan saat meminjam uang.

"Mereka para pengelola pinjol ini adalah orang yang berani meminjamkan uang pada orang yang tidak kenal wajah dan keseharian si peminjam," kata dia.

"Maka, mereka meminimalkan risiko dengan menerapkan bunga tinggi dan mengambil data si peminjam sebagai jaminan utang," lanjutnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved