Karhutla di Kalbar

PMI Kalbar Kesulitan Pada Proses Pemadaman Api Karhutla di Kubu Raya

"Tim ini, mereka bisa menjangkau jarak dan wilayah kerja dengan efektif dan mudah di lihat serta bisa di akses atau tidak," jelasnya.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FILE
Tampak tim Penanggulangan Bencana PMI Kalbar sedang melakukan penyemprotan di wilayah Kabupaten Kubu Raya, belum lama ini. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Ketua Penanggulangan Bencana PMI Kalbar yang juga sebagai Komando Relawan, Asrul Putra Nanda mengatakan relawan gabungan, sudah 11 hari berturut turut memadamkan lahan terbakar di berbagai titik api di wilayah Kabupaten Kubu Raya.

"Titik api berada di wilayah Parit Toom, Parit Delima Sekunder B dan kini meluas ke Madusari," katanya saat dikonfirmasi pada Kamis, 10 Agustus 2023.

Ia juga mengatakan, lebih dari 20 relawan diterjunkan di lokasi-lokasi yang telah di assessment terlebih dahulu dengan membuat tim regu assessment drone pantauan udara serta tim pemadaman lahan terbakar.

"Tim ini, mereka bisa menjangkau jarak dan wilayah kerja dengan efektif dan mudah di lihat serta bisa di akses atau tidak," jelasnya.

Namun demikian, ia juga menjelaskan dalam proses pemadaman masih sering ditemukan beberapa kesulitan seperti jarak sumber air dengan titik api cukup jauh, selang tidak cukup apabila lebih dari 500 meter, cuaca panas hingga ketebalan asap yang membuat kondisi seketika sesak nafas.

Antisipasi Perluasan Lahan Karhutla di Desa Mekar Sari, Polisi Lakukan Strategi Putus Titik Api

"Tanah gambut, membuat api masuk ke tanah dan membakar bisa lebih dari 2 meter kedalaman, itu yang membuat tim harus memadamkan dengan menyemprot air ke tanah kurang lebih 1 menit untuk membasahi tanah, cukup berat memadamkan api di lahan gambut ini," katanya.

Ia juga mewajibkan seluruh relawan safety dalam penanganan Karhutla. Seperti memakai masker respiratory, helm, kacamata, hingga sepatu booth.

"Hal ini wajib digunakan, karena kita menjaga relawan untuk bergerak dengan aman, nyaman dan pastinya terlindungi," jelasnya.

Azrul juga menjelaskan sejumlah relawan ini turun sejak bulan juli hingga hari ini.

"Tim gabungan selalu berkoordinasi dengan BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, LHK, Hingga Damkar gabungan untuk terus bergerak," katanya.

"Kami optimis apabila kita bersama, komunikasi ini akan menjadi mudah, lebih efektif, intinya kita bergerak atas dasar kemanusiaan, berharap anak, bayi, balita, ibu hamil dan yang punya riwayat sesak bisa terhindar dari asap yang kita lakukan ini, berat dan tak mudah," tambahnya.

"Doakan kami untuk terus melanjutkan aksi ini, dari hati yang paling dalam atas dasar kemanusiaan dan bantu kami sebarkan kepada siapapun untuk STOP PEMBAKARAN LAHAN," tutupnya. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved