Oknum Kepala Dinas di Lampung Menjadi Korban Perdukunan Pengganda Uang

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Era Modern seperti saat ini masih ada yang percaya dengan aktivitas perdukunan.

Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak.

Hal itulah yang menggambarkankondisi EA Kepala Dinas di Lampung.

Ia baru saja dari tipu daya dukun pengganda uang, berinisial HS (34). Bukannya berlipat ganda, uang sebanyak Rp 73,5 juta milik EA raib.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pesisir Barat Lampung angkat bicara terkait adanya kasus penipuan berkedok dukun pengganda uang yang menyeret salah satu setempat menjadi korban.

• Siapa Firdaus Oiwobo, Sosok Pengacara Kontroversial yang Lapor Atta di Drama Pesulap Merah vs Dukun

Kapolsek Pesisir Tengah Kompol Zaini Dahlan mendampingi Kapolres Pesisir Barat AKBP Alysahendra mengatakan, pelaku penipuan berinisial HS (34) merupakan warga Desa Kalicita, Kecamatan Kota Bumi Utara, Lampung Utara.

"Pelaku penipuan berkedok dukun pengganda uang berinisial HS sudah berhasil kita amankan," ungkapnya, Rabu 9 Agustus 2023.

Dijelaskannya, penipuan yang dilakukan oleh pelaku itu terjadi sejak 14 Juli 2023 sampai 3 Agustus 2023 di kediaman korban yang berada di Pekon Penggawa V Ilir Kecamatan Way Krui, Pesisir Barat.

Plt Sekda Pesisir Barat, Jon Edwar mengatakan, sangat menyesalkan adanya adanya oknum Kepala Dinas yang ikut menjadi korban penipuan dukun pengganda uang.

• Data Harta Kekayaan Syam T Ase Ketua DPRD Gorontalo, Lapor Hanya Punya Kas Rp 8,5 Juta

"Kita sangat menyesalkan adanya Pejabat yang ikut menjadi korban penipuan dukun pengganda uang," ungkapnya, Rabu 9 Agustus 2023.

Dikatakannya, penipuan berkedok dukun pengganda uang ini bukan pertama kali terjadi di Indonesia bahkan sudah sangat sering terjadi.

Namun, kenapa hal tersebut kenapa tidak menjadi pelajaran bagi masyarakat.

Untuk itu ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya dengan hal yang berbau klenik dan mistis.

Terlebih seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus bisa berpikir secara rasional karena ia merupakan panutan bagi masyarakat.

"Seharusnya sebagai pimpinan kita harus lebih peka dengan hal-hal seperti itu jangan sampai menjadi korban, karena ini menyangkut tentang kredibilitas seorang ASN," imbuhnya.