RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak Catat 112 Kasus DBD Sepanjang 2023
Per hari ini, Kamis 20 Juli 2023, masih terdapat 7 pasien yang dirawat di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, 4 di antaranya adalah anak-anak.
Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Direktur RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, dr Eva Nurfarihah MKes mengungkapkan sepanjang tahun 2023 pihaknya telah menangani 112 kasus demam berdarah dengue ( DBD ).
"Jumlah pasien demam berdarah tahun 2023, sampai 20 Juli 2023 itu 112 kasus," katanya saat diwawancarai Tribun Pontianak di ruang kerjanya, Kamis 20 Juli 2023.
Ia merincikan, dari 112 kasus tersebut 2 di antaranya adalah pasien dari Kabupaten Landak, 1 dari kabupaten Ketapang, 26 dari Kabupaten Kubu Raya, dan sisanya 83 kasus dari dalam Kota Pontianak.
Untuk rataan usia, dari jumlah yang 112 tersebut, kasus DBD didominasi oleh anak-anak.
Anak usia kurang dari 1 tahun ada 4 pasien, anak usia 1 - 4 tahun 24 pasien, anak usia 5 - 15 tahun 43 pasien, usia 15 - 44 tahun 38 pasien, dan usia lebih dari 44 tahun 3 pasien.
Baca juga: Selama 7 Bulan 2023 Ada 29 Orang di Kapuas Hulu Terkena DBD
Kata Eva, Kasus DBD tertinggi yang ditangani pihaknya terjadi di bulan Juni 2023, yakni mencapai 44 Pasien.
Sepanjang bulan Juli 2023 ini saja pihaknya telah menangani 17 kasus DBD.
Per hari ini, Kamis 20 Juli 2023, masih terdapat 7 pasien yang dirawat di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, 4 di antaranya adalah anak-anak.
Meskipun demikian, sampai saat ini belum ada korban jiwa atau yang meninggal dunia akibat DBD.
Ia menjelaskan meningkatnya kasus DBD belakangan ini, khususnya di Kota Pontianak, disinyalir karena sudah kembali memasuki musim penghujan.
Oleh karena itu ia mengimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan lingkungan sekitar.
Wadah-wadah tak terpakai yang menampung air yang kemudian menjadi tempat berkembangnya nyamuk pembawa DBD untuk dapat dibersihkan atau dibuang.
"DBD itu kan faktor pembawaannya nyamuk yah, dia membawa virus terus menggigit kita," ungkapnya.
"Aedes Aegypti itu biasanya di air yang bersih yang menggenang, jadi karena kita mulai masuk musim penghujan, mungkin kita ada sisa kaleng cat atau misalnya pot-pot bunga yang ada air yang menggenang itu, itu justru di situ jentik-jentiknya tumbuh, beberapa juga pernah kejadian di belakang penampungan kulkas tuh, kan suka ada tuh (jentik-jentik), ada juga yang di tempat minum burung," jelasnya.
"Jadi kalau misalnya ada bekas-bekas tuh mending dibalik-balik kan tuh, jangan sampai menampung air," sambungnya.
Bupati Alexander Wilyo Segera Surati Kades di Ketapang Sukseskan GEMAPATAS |
![]() |
---|
Sebanyak 400 Lokasi Pertambangan Emas di Kapuas Hulu Sudah Kantongi IPR |
![]() |
---|
Pencanangan Gerakan Masyarakat Pasang Tanda Batas ATR/BPN, Ketapang 1 Dari 4 Lokasi Utama Nasional |
![]() |
---|
3 Gunung dengan Jalur Pendakian Menantang di Sanggau, Tertinggi di Kalimantan Barat hingga Hutan Tua |
![]() |
---|
PROFIL dan Sejarah Singkat Kecamatan Salatiga Wilayah Administratif Kabupaten Sambas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.