Kisah Rio Warga Singkawang Korban TPPO ke Myanmar, Dipaksa Jadi Perempuan Untuk Penipuan Investasi

Namun setelah dua minggu berjalan, ia disuruh nyamar menjadi seorang perempuan dan menipu orang-orang Amerika dengan modus investasi bodong Cripto.

Penulis: Zulfikri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Zulfikri
Salah satu korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) Kota Singkawang, Rio saat menceritakan hidupnya menjadi korban TTPO di Myanmar, Rabu 19 Juli 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Salah satu korban tindak pidana perdagangan orang ( TPPO ) Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Rio mengatakan diimingi kerja game online dengan gaji besar menjadi alasannya memilih untuk keluar Negeri.

Ia pergi ke Kamboja pada 4 mei 2022 lalu, sebelum dilarikan ke Miyanmar dan dijual.

"Dapat informasi dari teman saya, disana kerja game online katanya," ucapnya Kepada Tribun Pontianak, Rabu 19 Juli 2023.

Kemudian Rio menceritakan berangkat dari Singkawang ke Pontianak menggunakan taksi. Kemudian ke Bali dengan transit pesawat ke Jakarta terlebih dahulu.

Sampai Bali, ia tak langsung berangkat, ia harus menunggu selama dua minggu dengan alasan proses dokumen keberangkatan belum selesai.

Setelah dokumen lengkap, mereka pun diberangkatkan menggunakan pesawat ke Kamboja melewati Singapura. Setelah itu dari Singapura menggunakan taksi ke Kamboja.

Baca juga: Sehari 3000 Kali Shalawat, Amalan Guru Agama di Singkawang Hingga Dapat Hadiah Umroh Gratis

Sampai di Kamboja, ia dijemput oleh mobil salah satu perusahaan, bahkan ada orang Tiongkok di dalamnya.

Selanjutnya, sesampainya di Mess, mereka kembali disuruh istirahat selama tiga hari dan disuruh untuk bekerja dihari keempat.

"Komputer dan lain-lain sudah dipersiapkan mereka," ungkapnya.

Dihari pertama kerja, ia masih belum mengetahui pekerjaan apa yang ia lakukan.

Namun setelah dua minggu berjalan, ia disuruh nyamar menjadi seorang perempuan dan menipu orang-orang Amerika dengan modus investasi bodong Cripto.

Berjalan empat bulan bekerja, salah satu temannya dipaksa oleh salah satu bos untuk pergi ke Thailand.

Tak sampai disitu saja, Rio juga diberangkatkan pada tahapan kedua.

"Sebenarnya udah niat kabur, tapi salah satu bos sudah mengambil semua foto-foto mereka. Sehingga kalau memang nekat kabur, dikhawatirkan akan terjadi apa-apa pada mereka. Bahkan saya sempat melihat dua orang Taiwan dipukul sampai ndak bisa bangun," paparnya.

Dari kejadian tersebut, ia mengurungkan niatnya untuk kabur dan memilih untuk mengikuti arahan yang diperintahkan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved