Kabar Cak Nun Berangsur Membaik, Simak Quote Bertenaga Mbah Nun Tentang Cinta dan Agama

Cak Nun dikenal sebagai seorang penyair yang karyanya sering mengandung pesan-pesan kehidupan, keadilan sosial, toleransi, dan cinta tanah air.

Editor: Hamdan Darsani
Dok. Kompas.com
Budayawan dan cendekiawan muslim Emha Ainun Najib alias Cak Nun (70). Kondisi kesehatan cak nun perlahan membaik usai mengalami pendarahan otak pada Kamis 6 Juli 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tokoh Cendekiawan Islam Emha Ainun Najib mengalami pendarahan otak.

Memburuknya kondisi kesehatan Cak Nun itu membuatnya harus dirawat intensif di rumah sakit.

Disebutkan kondisi terakhir Cak Nun saat ini sudah membaik.

Emha Ainun Nadjib bahkan disebut sudah bisa berkomunikasi.

Namun info dari kerabat dan keluarga Cak Nun masih perlu istirahat akibat kelelahan.

Profil Bidoata Cak Nun Alami Pendarahan Otak, Umur & Nama Asli atau Panggilan Suami Novia Kolopaking

Cak Nun dikenal sebagai seorang penyair yang karyanya sering mengandung pesan-pesan kehidupan, keadilan sosial, toleransi, dan cinta tanah air.

Ia sering melakukan pentas puisi dan ceramah di berbagai tempat untuk menyampaikan pesan-pesannya.

Gaya berbicaranya yang khas dan pemikirannya yang mendalam membuatnya banyak diikuti oleh penggemar dan para pencari inspirasi.

Selain itu, ia juga terlibat dalam kegiatan dakwah dan pembinaan spiritual.

Ada banyak kata-kata mutiara yang selalu bisa menjadi motivasi dan permenungan spritual.

Berikut Beberapa di antaranya.

‘Pelajaran terpenting bagi calon pemimpin adalah kesanggupan menjadi rakyat. Barang siapa sanggup menjadi rakyat yang baik, itulah pemimpin yang baik. Maksudnya, Sikap mental seorang pemimpin haruslah sikap mental kerakyatan.’

‘Kesedihan boleh ada, tapi jangan ada kebencian kepada siapapun.’

‘Kalian berbicara bahwa dunia semakin rusak dan akan semakin rusak. Siapa yang merusak? Kalian sendiri.’

Penyebab Pendarahan Otak, Kini Dialami Cak Nun hingga Harus Masuk RS

‘Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan ini adalah perlombaan dalam kebaikan. Bukan perlombaan keunggulan satu sama lain.’

‘Cinta bukanlah bertahan seberapa lama. Tetapi seberapa jelas dan ke mana arahnya.’

‘Engkau bisa mencintai meskipun tanpa cinta.’

‘Salah satu unsur cinta dewasa adalah empati. Kalau kekasih kita haus. Kita yang gugup mencarikan air minum. Kalau kekasih kita terluka. Perasaan kita yang mengucurkan darah.’

‘Kamu punya ruang dalam hatimu untuk merasakan hati para mbambung (gelandangan) sehingga hatimu sedih, getir, terimpit seribu gunung. Sementara orang-orang pandai sibuk dengan program-program dan omong besar di koran-koran.’

‘Agama itu letaknya di dapur. Tidak masalah mau pakai wajan merk apa di dapur, yang utama adalah makanan yang disajikan di warung sehat. Maka ukuran keberhasilan orang beragama bukan pada sholat atau umrohnya, melainkan pada perilakunya.’

Yang penting bukan apakah kita menang atau kalah, Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalah pun bukan dosa, yang penting adalah apakah seseorang berjuang atau tak berjuang.

‘Agama kurang diperkenalkan sebagai berita gembira dan janji cinta, melainkan sebagai tukang cambuk, pendera dan satpam otoriter.’

‘Aku menyebut diriku muslim saja aku tidak berani, karena itu merupakan hak prerogatifnya Allah untuk menilai aku ini muslim atau bukan.’ (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved