BMPD dan FKIJK Gelar Halal Bihalal, Sinergi Dilakukan Guna Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Kegiatan ini merupakan kolaborasi anatara BMPD dan FKIJK dimana anggota dari BMPD merupakan seluruh perbankan di Kalimantan Barat.
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD), dan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) menggelar Halal Bihalal dan Silaturahmi pada Jumat 8 Juni 2023. Gubernur Kalbar Sutarmidji turut menghadiri acara tersebut.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat N A Anggini Sari menjelaskan pelaksanaan acara BMPD dalam rangka peningkatan dan penguatan sinergi industri jasa keuangan dan perbankan di Provinsi Kalimantan Barat.
“Kegiatan ini merupakan kolaborasi anatara BMPD dan FKIJK dimana anggota dari BMPD merupakan seluruh perbankan di Kalimantan Barat.
BMPD Kalbar melakukan pertemuan rutin 1 kali seminggu pada hari Rabu dan setiap bulan bersama FKIJK untuk sharing informasi dan koordinasi rencana sinergi program,” ungkap Anggini Sari.
Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan pertumbuhan ekonomi Kalbar pada triwulan I 2023 tercatat tumbuh sebesar 4,65 persen (yoy), dengan pangsa lapangan usaha (LU) terbesar adalah sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.
Baca juga: Kendalikan Inflasi, Pemkot Pontianak Gencarkan Gerakan Menanam Sayur
“Pada bulan Mei 2023 Gabungan 3 Kota IHK di Kalimantan Barat tercatat mengalami inflasi sebesar 0,36 persen (mtm) atau secara tahunan tercatat inflasi sebesar 3,91 persen (yoy).
Capaian tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 0,48 persen (mtm) dan searah dengan inflasi nasional yang sebesar 0,09 persen (mtm),” ungkapnya.
Lalu untuk kontribusi perbankan terhadap perekonomian Kalbar tercermin dari penyaluran kredit di Kalimantan Barat tercatat Rp 86.84 triliun, tumbuh 0,67 persen (yoy) pada April 2023.
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit ini didominasi kredit pada sektor pertanian dengan pangsa 43,4 persen.
Sementara kualitas kredit yang disalurkan berada pada level yang aman, dengan tingkat NPL yang terjaga yaitu 1,8 persen, dari batas wajar 5 persen.
“Lalu untuk intermediasi perbankan turut tercermin dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu sebesar Rp73,6 triliun, tumbuh 0,46 persen (yoy) pada April 2023,” paparnya.
Sementara itu dia merincikan banyak aktivitas yang telah dilakukan Bank Indonesia bersinergi dengan BMPD dan stakeholders lainnya hingga Mei 2023.
Yakni pengendalian inflasi dalam TPID, GNPIP (4K): High level meeting (HLM) dan capacity building, melakukan Operasi Pasar (melibatkan perbankan), serta pemberian bantuan Alsintan, penjajakan KAD, dan lainnya.
“Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, dilaksanakan peningkatan ekonomi syariah dengan melakukan Fesyar dan Gebyar Kalbar berupa Inkubasi UMKM, On boarding UMKM, Sosialisasi dan capacity building.
Selain itu dilakukan business matching, mempertemukan UMKM dengan perbankan, akselerasi digital SP di daerah dan memastikan ketersediaan dan kelancaran distribusi uang tunai di daerah (bekerja sama dengan perbankan),” jabarnya lagi.
Baca juga: Waspada Peredaran Uang Palsu, Kepala Bank Indonesia Kalbar Ingatkan Masyarakat Lakukan 3D
Upaya Kendalikan Inflasi di Sintang, Pemprov Kalbar Gelar Pangan Murah |
![]() |
---|
Di Tengah Gempuran Teknologi Kecerdasan Buatan, BI Kalbar Dorong Jurnalis Melek AI |
![]() |
---|
Kapolres Sambas Dukung Pemkab Kendalikan Inflasi Melalui Gerakan Pangan Murah |
![]() |
---|
TIGA Gebrakan Baru Menkeu Purbaya Resmi Disahkan Prabowo, Kredit Pajak Inflasi & Kas Rp 200 Triliun |
![]() |
---|
Fakta-Fakta Meninggalnya Mahasiswa Indonesia di Belanda saat Dampingi Pejabat di Wina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.