Strategi Pembentukan Kewarganegaraan Ekologi pada Sungai Kapuas Kalimantan Barat

Salah satu penerapan Pendi dikan kewarganegaraan dalam penyelama tan lingkungan hidup dikenal dengan istilah kewarganegaraan ekologis (ecological citizenship).

Definisi kewarganegaraan ekologis dari Kennedy (2011) adalah memasukkan dimensi budaya informasi yang berbasis lingkungan.

Ecological citizenship merupakan gerakan untuk memperkenalkan masya rakat mempromosikan permasalahan lingkungan (Hayward, 2006; Melo-Escrihuela, 2008; Seyfang, 2006).

Kedua, Aksi peduli sampah.

Dilakukan melalui aksi-aksi seperti pembersihan pantai, pengadaan tong sampah oleh pemerintah desa di setiap kawasan pemukiman, dan pengolahan sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan.

Masyarakat tidak hanya memahami persoalan tata cara pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup, tetapi juga dapat berpartisipasi secara langsung dalam perlindungan lingkungan hidup, sehingga mereka secara sadar ikut serta dan membiasakan diri.

Prinsip dasar ekologi akan berfungsi dengan baik apabila pembuangan limbah rumah tangga pada umumnya menggunakan tong sampah dan memanfaatkan daur ulang sampah (Anantharaman, 2014).

Ketiga, pembentukan karakter peduli lingkungan.

Partisipasi masyarakat dalam pencegahan pencemaran, kerusakan dan perlindungan lingkungan sungai Kapuas dapat dilakukan dengan kerjasama seluruh lapisan masyarakat.

Upaya yang dapat di lakukan melalui: pendidikan lingkungan dan kampanye di media sosial mengenai pentingnya sungai
Kapuas bagi kehidupan masyarakat serta bagi ekologi lingkungan sekitar.

Setiap warga Negara berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan hidup yang baik dan sehat (Asshiddiqie, 2009).

Keempat, Pendidikan lingkungan.

Pendidikan yang mengutamakan kewarganegaraan sebagai misi utama pendidikan lingkungan menumbuhkan nilai-nilai lingkungan dan perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Pendekatan pendidikan lingkungan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa dan masyarakat terhadap masalah
lingkungan.

Penanaman kesadaran tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan, melalui pengembangan program penguatan pendidikan karakter di sekolah.