Cegah Warga Jadi PMI Ilegal, BP2MI Sosialisasi Pentingnya Bekerja Secara Resmi ke Mahasiswa
"Mereka ini yang dulu mereka berangkatnya non prosedural, dan mereka merupakan korban sindikat non prosedural,'' ungkap Benny Rhamdani.
Penulis: Ferryanto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Mencegah semakin banyaknya warga Indonesia yang bekerja keluar negeri secara non prosedural, BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) menggelar sosialisasi penempatan dan pelindungan pekerja migran Indonesia kepada mahasiswa dari sejumlah Universitas yang ada di Kalimantan Barat, Selasa 23 Mei 2023.
Bertempat di Hotel Mahkota Pontianak, pada sosialisasi ini Kepala BP2MI Benny Rhamdani hadir langsung memberikan pencerahan kepada ratusan mahasiswa di Kalbar terkait bahayanya bekerja keluar negeri melalui jalur tidak resmi.
Tiga tahun belakangan ini, ia mengungkapkan ada 94 ribu orang PMI non prosedural yang dideportasi dari berbagai negara di luar negeri,lalu lebih dari 1.900 yang meninggal, dimana 2 peti jenazah PMI Non Prosedural kembali ke Indonesia setiap harinya, 3.600 yang datang kembali dalam keadaan sakit, depresi.
"Mereka ini yang dulu mereka berangkatnya non prosedural, dan mereka merupakan korban sindikat non prosedural,'' ungkap Benny Rhamdani.
• Bacok Sejumlah Warga dan Lakukan Pembegalan, Remaja di Pontianak Ini Mengaku Hanya Cari Kesenangan
Kalbar yang memiliki perbatasan darat dengan Malaysia dikatakannya merupakan daerah yang strategis bagi sindikat ini.
"Dengan kegiatan ini, kita ingin membangun kesadaran dengan pihak kampus, khususnya mahasiswa, mari kita perangi bersama, dengan cara mengedukasi bersama, bahwa bekerja keluar negeri itu harus sesuai prosedur,'' ujarnya.
Banyak manfaat yang bisa didapat dari bekerja ke luar negeri melalui jalur resmi, pertama lebih aman, karena negara mempersiapkan berbagai fasilitas yang ada, bahkan negara menyiapkan biaya talangan yang dapat dikembalikan dengan cara dicicil.
Mendapat perlindungan hukum, ekonomi sosial, berbagai fasilitas untuk meningkatkan derajat PMI.
''PMI ini merupakan pahlawan devisa, 159,6 Triliun rupiah per tahun, jadi ini penting untuk kita kampanyekan setiap tahun, dan kampus menjadi efektif untuk kita bekerja sama,'' tuturnya.
PMI sendiri merupakan wajah dari Indonesia bagi negara luar, bila yang berangkat menjadi PMI banyak yang tidak resmi maka akan menjadi pandangan buruk bagi Indonesia, namun bila PMI yang berangkat memiliki keterampilan baik, berkompetensi dan resmi secara negara, maka akan wajah Indonesia juga akan lebih baik dimata negara luar.
Kemudian, Dr. Dede Suratman M.Si, Rektor Universitas OSO dengan sosialisasi ini pihaknya berharap dapat membantu mencegah adanya PMI Non Prosedural dari Kalbar.
Nantinya, Universitas OSO akan bekerja sama dengan BP3MI untuk menjadi satu diantara pusat informasi tentang
"Kita akan mengusulkan ada beberapa yang kita lakukan edukasi kepada masyarakat dan pelatihan, dan yang paling penting yakni memudahkan akses kerja diluar negeri secara resmi, kita harapkan Universitas OSO dapat menjadi Agen yang memiliki informasi mana yang resmi dan tidak,' 'tuturnya. (*)
Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini
MENANG MUTLAK Akhmad Munir Nahkodai PWI Pusat dalam Kongres Persatuan Wartawan Indonesia di Jabar |
![]() |
---|
FKUB Kalbar Serukan Aksi Damai: Jaga Persatuan, Tolak Provokasi, Dukung Aspirasi Mahasiswa |
![]() |
---|
Bupati Romi Wijaya Sambangi Asrama Kayong Utara di Pontianak |
![]() |
---|
Kapolresta Pontianak Ungkap Ada Penyusup Bawa Molotov di Aksi Mahasiswa Mapolda Kalbar |
![]() |
---|
Bulog Kalbar Pastikan Stok Beras Aman hingga Enam Bulan ke Depan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.