Biasa Digunakan Buat Main Game, Namun Tentara Ukraina Fungsikan Steam Deck Untuk Perang

Terlihat para tentara bereksperiman dengan mengoperasikan Steam Deck untuk mengontrol turet senapan dari jarak jauh.

Kompas.com
Tentara Ukraina menggunakan Steam Deck untuk keperluan perang 

Sehingga, keselamatan tentara tetap terjamin jika musuh menghancurkan turet itu.

Alasan tentara Ukraina pakai Steam Deck Menurut Aric Toler selaku peneliti dari situs investigasi Bellingcat, terdapat empat alasan utama mengapa tentara Ukraina memanfaatkan Steam Deck sebagai alat perang.

Profil Bogdana Anisova Top Skor Gresik Petrokimia Asal Ukraina Perlahan Bersinar di Proliga 2023

Pertama, Steam Deck menggunakan sistem operasi (OS) SteamOS 3.0 berbasis Arch Linux.

Karena berbasis Linux yang bersifat open source, Steam Deck menawarkan kebebasan bagi penggunanya yang ingin bereksperimen.

Misalnya saja menginstal sistem operasi Windows atau mengunduh VLC media player untuk menonton film.

Kebebasan ini pada akhirnya memungkinkan Steam Deck dapat "disulap" menjadi alat kontrol untuk senjata peperangan.

Dengan catatan software untuk mengoperasikan turet senapan tersebut kompatibel dengan Linux.

Kedua, Steam Deck relatif murah dibandingkan modul kontrol lainnya yang digunakan untuk menggerakkan sistem seperti turet senapan.

Sebagai gambaran, Steam Deck varian standar (16/64 GB) dibanderol seharga 399 dollar AS atau setara Rp 5,8 juta.

Toler tidak merincikan harga modul kontrol pada umumnya, tetapi ia memastikan bahwa harga alat lain tergolong "sangat mahal".

Ketiga, Steam Deck lebih mudah diperoleh ketimbang modul kontrol yang disebutkan sebelumnya, karena ketersediaannya hanya bergantung pada kapasitas produksi Valve.

Hal ini berbeda dengan modul yang tunduk pada peraturan kontrol ekspor, sehingga lebih sulit untuk didapatkan secara resmi, sebagaimana dikutip dari PCGamer pada Kamis 4 Mei 2023.

Terakhir, Steam Deck menawarkan solusi yang praktis karena sudah mencakup alat pengendali (controller), monitor, dan komponen lainnya.

Berbeda dengan modul pengontrol pada umumnya yang mesti dihubungkan ke sistem yang terpisah. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved