Sudan Perang Saudara, Cerita Anisrullah Mahasiswa Asal Kalbar Momen Perang Hingga Sulitnya Evakuasi
"Alhamdulillah Internet saat itu masih lancar, sehingga kita masih bisa terus komunikasi dengan keluarga, walaupun listrik sering mati," ujarnya.
Penulis: Ferryanto | Editor: Try Juliansyah
"Semalaman itu kita terus komunikasi dengan KBRI, karena situasi belum memungkinkan kita sempat pasrah, antara ditinggal, atau dijemput lagi nunggu aman, dan setelah subuh, kita koordinasi lagi dengan Guru saya situasi mulai aman lalu dicarikan mobil," katanya.
Proses Evakuasi
Menggunakan mobil sejenis minibus yang disupiri oleh warga Sudan, pukul 06.00 pagi ia bersama 10 orang lainnya menuju titik pertemuan dengan rombongan WNI, namun bukan di Kedubes RI.
Dari lokasinya berada hingga ke titik pertemuan rombongan WNI lain, ia katakan membutuhkan waktu lebih dari 1 jam.
Selama perjalanan, suasana tegang menyelimuti seluruh orang dalam minibus, dan dijalur yang ia lewati terdapat satu pabrik yang hancur dan terbakar, diduga akibat serangan senjata berat.
Tidak hanya itu, saat menuju lokasi pertemuan, kendaraan yang ia naiki sempat dihentikan oleh sejumlah pasukan, mengetahui bahwa di dalam mobil itu warga Indonesia, pasukan tersebut melepaskan mobil setalah melakukan pemeriksaan.
"Sempat deg degan juga, tetapi Alhamdulillah pemeriksaan itu kita lolos, dan dalam perjalanan itu kita juga lihat ada kendaraan hancur, supir bilang ada jasad yang meninggal,"ujarnya.
Setibanya di titik pertemuan, kelompoknya bertemu dengan rombongan WNI lain yang sudah dalam bis.
Selanjutnya, ia bersama rombongan menuju Pelabuhan Sudan dengan waktu perjalanan sekira 16 jam, dan selama perjalanan rombongan beberapa kali berhenti di pos pemeriksaan kelompok tentara, beruntung seluruh rombongan diperbolehkan melintas, karena ada beberapa rombongan dari negara lain yang tidak diperbolehkan melintas.
Setibanya di Pelabuhan Sudan, akhirnya ia dan rombongan naik Kapal dan menyebangi laut merah menuju Jedah Arab Saudi, dan Setibanya di Arab Saudi seluruh rombongan merasa lega.
Orang Tua.
Alaiddin Daud, ayah Anisrullah mengaku tenang dan bahagia, putra semata wayangnya dari 6 bersaudara kembali ke tanah air dalam kondisi baik.
Selama putranya di Sudan, ia mengaku khawatir namun ia berusaha berpasrah kepada Allah SWT.
"Untuk komunikasi kita selalu menunggu kabar dari dia, karena handphone nya juga sempat rusak, sehingga kita menunggu terus kabar dari dia, jam berapa dia sempat," tuturnya.
Tengku Rabiatul Aini, sang istri mengaku tidak tidur dengan tenang ketika sang putra belum berhasil di evakuasi.
Optimalisasi Peran Intelijen, Polres Sanggau Fokus pada Kecepatan dan Akurasi Informasi |
![]() |
---|
Kemenkum dan Kejati Kalbar Bahas Persiapan Pelatihan Paralegal Serentak Tahun 2025 |
![]() |
---|
6 Peristiwa Terpopuler Kalbar! Viral KDRT Anak Bacok Ortu di Kubu Raya hingga Terungkap Motif |
![]() |
---|
Waka Polsek Pontianak Selatan Pimpin Upacara di SMPN 22 Pontianak, Ajak Siswa Taat Hukum & Disiplin |
![]() |
---|
Pesan Bupati Karolin Saat Upacara Puncak HUT ke 26 Pemda Landak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.