Pesan Paskah Uskup Agung Pontianak! Lihatlah Kenyataan, Bukankah Kematian ditakutkan oleh Manusia?

Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus, memberikan pesan Paskah 2023 kepada seluruh umat yang berada di Wilayah Keuskupan Agung Pontianak.

Komsos Keuskupan Agung Pontianak
Syuting Pengambilan Video Paskah 2023 di Katedral Pontianak. Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus, memberikan pesan Paskah 2023 kepada seluruh umat yang berada di Wilayah Keuskupan Agung Pontianak. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus, memberikan pesan Paskah 2023 kepada seluruh umat yang berada di Wilayah Keuskupan Agung Pontianak.

Pesan tersebut direkam di Lokasi Doa Patung Bunda Maria Menggendong Yesus pada 6 April 2023, di depan kediaman Uskup Agung Pontianak pukul 09.00 WIB.

Dalam pesannya, Uskup Agustinus menyapa saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus dan mengajak umat untuk merayakan Hari Raya Paskah yang merupakan puncak iman umat Kristiani.

Uskup Agustinus juga mengutip ayat dari Surat pertama Santo Paulus kepada umat di Korintus 15:17, "Jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah iman saudara."

Uskup Agustinus kemudian bertanya tentang alasan terjadinya penderitaan, kesengsaraan bahkan kematian di dunia ini dan apa yang terjadi kepada manusia setelah hidup di dunia ini.

Katedral Santo Yosef Gelar Tablo Jalan Salib, Uskup Agung Pontianak: Visualisasi Pengorbanan Yesus

Menurut Uskup Agustinus, peristiwa Paskahlah yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Dalam iman Kristiani, Tuhan menciptakan segala-galanya, termasuk manusia Adam dan Hawa yang sempurna.

Namun, karena dosa Adam dan Hawa, manusia dikutuk dan kebahagiaan yang sempurna lenyap.

Tuhan kemudian mengutus Putra-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia dengan cara yang dihindari oleh manusia, yaitu dengan merendahkan diri sebagai manusia yang miskin.

Uskup Agustinus juga menjelaskan bahwa dalam tradisi Yahudi, biasanya orang melepas sepatu sebelum masuk ke dalam rumah karena kakinya kotor.

Hal ini menjadi analogi bahwa Tuhan merendahkan diri serupa dengan seorang hamba, bahkan hingga menghampakan diri serendah-rendahnya.

Kemudian Yesus membasuh kaki muridnya.

Pada jaman itu yang membasuh kaki adalah hamba alias kuli.

Kalau Yesus membasuh kaki mereka artinya Dia menyamakan diri-Nya dengan hamba.

Sekali lagi pembasuhan kaki adalah lambang merendahkan diri serendah-rendahnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved