Contoh Khutbah Datangnya Malam Nuzulul Quran, Diturunkannya Al-Quran Pertama Kali

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Banyak umat muslim di seluruh dunia yan menantikan datangnya malam Lailatul Qodar di bulan Ramadan.

Namun saat ini kita akan membas tentang tema dan contoh pidato Nuzulul Quran dengan tema "Ramadhan, Al-Quran, dan Keberkahan".

Sebelumnya, mari kita ketahui apa itu Nuzulul Quran.

Nuzulul Quran adalah salah satu momen penting dalam kehidupan umat muslim di seluruh dunia.

Pada malam Nuzulul Quran, Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, momen ini sangat istimewa dan dirayakan oleh umat muslim di seluruh dunia.

Salah satu cara untuk merayakan momen Nuzulul Quran adalah dengan memberikan khutbah Jumat khusus yang berkaitan dengan Al-Quran.

• Materi Kultum atau Pidato Mudah Dihafalkan Keutamaan Ramadhan 1444 Hijriah

Khutbah ini memberikan kesempatan bagi khatib atau penceramah untuk membangkitkan kecintaan umat Islam terhadap Al-Quran dengan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang arti dan makna ayat-ayat suci Al-Quran.

Selain itu, khutbah Jumat Nuzulul Quran juga menjadi sarana untuk mengingatkan umat muslim tentang pentingnya menjaga hubungan dengan Allah SWT melalui Al-Quran dan menerapkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut contoh khutbah Jumat Nuzulul Quran yang dapat dijadikan referensi bagi para khatib atau penceramah untuk menyampaikan pesan-pesan yang penting dalam momen ini.

Dengan demikian, diharapkan umat muslim dapat semakin memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Khutbah Jumat Nuzulul Quran

اَلْحَمْدُ لِلّ هِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، الْقَائِلِ فِيْ كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي ْ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْا نُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّن تٍ مِّنَ الْهُد ى وَالْفُرْقَانِ . وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى ا لِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَآ إِل هَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيِّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْم نِ، فَإنِّيْ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْمَنَّانِ . وَقَال: ي اَيُّهَا الَّذِيْنَ ا مَنُوا اتَّقُوا اللّ هَ حَقَّ تُق ىتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Menjadi sebuah keniscayaan bagi kita untuk terus menguatkan rasa syukur kepada Allah yang senantiasa menganugerahkan nikmat yang banyak tak terhingga di antaranya nikmat Islam, iman, ihsan, dan juga kesempatan umur panjang sehingga kita masih dipertemukan dengan bulan Ramadhan yang penuh keberkahan ini. Wujud syukur ini bisa kita lakukan dengan terus meningkatkan komitmen ketakwaan kita kepada Allah swt dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Ketakwaan ini akan mengarahkan kita kepada jalan yang senantiasa diridhai oleh Allah swt. Takwa akan menjadi bekal yang terbaik dalam menjalankan misi utama kita hidup di dunia yakni beribadah kepada Allah swt.