Breaking News

Ramadhan Kareem

Bagaimanakah Puasa Ramadhan Seorang Muslim yang Melalaikan Shalat 5 Waktu?

Ramadhan bukan saja diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Akan tetapi juga wajib menjalankan ibadah Shalat lima waktu.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Enro
Melaksanakan Shalat lima waktu merupakan Kewajiban. Lantas bagaimana jika orang yang menunaikan puasa Ramadhan 1444 Hijriah tapi melalaikan Shalat Fardhu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Puasa dan Shalat merupakan dua di antara rukun Islam.

Barang siapa mengaku islam tidak mengerjakan dua rukun tersebut bisa disebut belum sempurna ke Islamanya

Ramadhan bukan saja diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa.

Akan tetapi juga wajib menjalankan ibadah Shalat lima waktu.

Belakangan banyak pertanyaan tentang bagaimana puasa seorang Muslim yang melalaikan Shalat 5 waktu.

Mengapa Perempuan Lebih Utama Shalat Tarawih di Rumah daripada Berjamaah di Masjid?

sebagaimana hasil fatwa Darul Ifta’ di Mesir yang dipublikasikan dalam majalah Amanah Ammah lil Fatwa;

فمن صـام وهو لا يصلي فصومه صحيح غير فاسد؛ لأنه لا يُشتَرَط لصحة الصوم إقامة الصلاة، ولكنه آثمٌ شرعًا من جهة تركه للصلاة، ومرتكب بذلك لكبيرة من كبائر الذنوب، ويجب عليه أن يبادر بالتوبة إلى الله تعالى، أما مسألة الأجر فموكولة إلى الله تعالى، غير أن الصائم المُصَلِّى أرجى ثوابًا وأجرًا وقَبولًا ممن لا يصلى

Barangsiapa berpuasa namun tidak shalat, maka puasanya sah tidak batal.

Hal itu karena sahnya puasa tidak disyaratkan harus melaksanakan shalat.

Hanya saja dia dinilai telah melakukan dosa besar karena meninggalkan Shalat tersebut, dan dia harus segera bertaubat kepada Allah.

Adapun mengenai pahala, maka semuanya diserahkan kepada Allah dan tentu orang yang berpuasa dan melakukan shalat lebih diharapkan diterima

dan mendapatkan pahala ketimbang yang berpuasa namun tidak melaksanakan shalat.”

BERAPA Lama Waktu Minimal Iktikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan 1444 Hijriah

Satu hal yang pasti baik adalah melakukan puasa Ramadan sekaligus melaksanakan shalat wajib lima waktu.

Pakar fikih Kerajaan Saudi Arabia pada masa silam, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah pernah ditanya,

“Apa hukum orang yang berpuasa namun meninggalkan shalat?”

Beliau rahimahullah menjawab, “Puasa yang dilakukan oleh orang yang meninggalkan shalat tidaklah diterima karena orang yang meninggalkan shalat berarti kafir dan murtad.

Dalil bahwa meninggalkan shalat termasuk bentuk kekafiran adalah firman Allah Ta’ala,

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

”Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At-Taubah: 11)

Alasan lain adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ

“Pembatas antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, no. 82)

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah melanjutkan, “Kami katakan, ‘Shalatlah kemudian tunaikanlah puasa.’

Adapun jika engkau puasa namun tidak shalat, amalan puasamu akan tertolak karena orang kafir (sebab meninggalkan shalat) tidak diterima ibadah darinya.” (Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Ibnu ‘Utsaimin, 17:62) (*)

Simak Informasi Lengkap Seputar Ramadhan 2023

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved