Menuju Generasi Emas 2045, BKKBN dan Tribun Network Gelar Talk Show Semesta Cegah Stunting
BKKBN bersama Tribun Network dan didukung United Tractors menggelar talk show Semesta Cegah Stunting.
Penulis: Fransisca Andeska Gladiaventa | Editor: Mikhael Gewati
"Pentingnya protein hewani dalam menu sehari-hari bisa dikenalkan kepada keluarga, anak dan pasangan yang akan melakukan pernikahan, juga kepada stakeholder sebagai penyambung informasi ke masyarakat," ujar Hasto dalam keterangan persnya, Jumat (24/3/2023).
Selain mudah didapat dan harga terjangkau, telur juga mengandung protein, kolin, selenium, yodium, fosfor, besi, seng serta vitamin A,B dan D serta K. Karenanya telur bisa memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan.
Pernyataan Hasto juga turut diamini Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI-P Krisdayanti. Mantan penyanyi nasional ini mengatakan bahwa persoalan stunting sejatinya bukan hanya pekerjaan BKKBN saja.
Menurutnya, Komisi IX mendorong melalui sosialisasi, komunikasi, dan edukasi agar prevalensi stunting dapat terus ditekan.
“Kalau saya turun ke dapil Malang Raya bukan nyanyi untuk mereka tetapi melakukan sosialisasi bahwa 1.000 hari pertama dan 270 hari di dalam kandungan penting,” ucap Krisdayanti.
“Kami bergerak bersama bahwa mengonsumsi dua telur cukup dibandingkan mie instan atau cilok karena sekarang juga lagi tren makanan cepat saji,” tambahnya.
Krisdayanti berpendapat sebagai komisi yang membidangi masalah kesehatan menjadi keharusan membangun kesadaran para orangtua agar memberikan asupan gizi baik untuk anak.
Mencegah stunting adalah pekerjaan mulia
Chief Executive Officer (CEO) Tribun Network Dahlan Dahi menceritakan betapa mulianya pekerjaan mengurus permasalahan stunting.
Dahlan menyadari pentingnya penanggulangan stunting saat Tribun Banten berkolaborasi dengan BKKBN.
"Saya belajar saat kami menggelar acara bersama BKKBN kemudian saya paham bahwa ini luar biasa. Ini pekerjaan yang sungguh-sungguh mulia," ujarnya.
Sejak itu, Tribun Network ingin terlibat langsung untuk menekan prevalensi stunting yang mencapai 40 juta orang.
"Kita tidak seperti tentara yang dibekali senjata, tetapi kita punya wartawan di 320 kota dan mereka punya teman, temannya tentara, temannya BKKBN, temannya pengusaha, temannya tokoh agama, dan bagaimana kalau stunting ini kita gerakkan," tutur Dahlan yang juga Chief Digital Officer (CDO) Kompas Gramedia.
Sementara itu, Waaster Kasad Bidang Tahwil Komsos Dan Bhakti TNI, Yudianto Putrajaya yang juga hadir di acara tersebut mengatakan bahwa TNI terus mendukung program penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia.
Bahkan, kata dia, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrahman menginginkan agar prevalensi angka stunting turun hingga 10 persen.
"BKKBN bersama TNI punya memorandum of understanding (MoU) (yang isinya kami) masih mem-backup pelaksanaan upaya penurunan angka prevalensi stunting. BKKBN menargetkan turun hingga 14 persen tapi bapak KSAD menyampaikan kalau bisa 10 persen," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.