Penyebab WhatsApp Lebih Sering Disusupi Penipu Dengan Menyebar Link Berbahaya

Dari beberapa platform yang diteliti, tautan berbahaya paling banyak dikirim melalui WhatsApp

Tribunpontianak.co.id/net/ka
Ilustrasi pengguna WhatsApp. Ternyata banyak link penipuan beredar, maka mesti lebih teliti 

Dalam hal jumlah serangan phishing yang diterima tiap pengguna WhatsApp, Brasil dan India menjadi negara yang paling banyak.

Berdasarkan data yang tercatat, ada 177 serangan phishing yang diterima pengguna WhatsApp di Brasil dan 158 serangan di India.

Sementara itu di Rusia, tiap pengguna mendapat 79 serangan tautan phishing di Telegram dan 305 serangan untuk tiap pengguna Viber.

Cegah Penipuan, Ini Cara Agar Tidak Dimasukkan ke Group WA Sembarangan

"Data statistik menunjukkan bahwa serangan phishing lewat aplikasi perpesanan masih menjadi yang paling populer di kalangan penipu," jelas Tatyana Shcherbakova, Senior Web Content Analyst di Kaspersky.

Menurut Shcherbakova, salah satu faktor tingginya jumlah tautan berbahaya yang disebar di aplikasi chatting, disebabkan oleh popularitas platform tersebut.

Shcherbakova mengatakan, butuh kecermatan ekstra untuk mengidentifikasi apakah tautan yang diterima mengandung phishing atau tidak.

Sebab, perbedaan antara tautan yang aman dan phishing sangat kecil secara kasat mata.

"Kewaspadaan yang dikombinasikan dengan teknologi anti-phishing adalah cara jitu untuk memerangi phishing di aplikasi messenger," jelas Shcherbakova

Ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi apakah tautan yang disematkan dalam sebuah pesan, berbahaya atau tidak.

Waspada dan cermat, cari kesalahan ejaan atau kejanggalan lain di tautan.

Meskipun alamat tautan seolah-olah asli, namun, kemungkinan ada ejaan yang diplesetkan, seperti mengganti huruf dengan angka dan semacamnya.

Jangan membagikan chat berisi tautan mencurigakan ke kontak lain.

Menurut Kaspersky, para penipu memanfaatkan skema "pesan berantai" agar si penerima lebih merasa yakin jika menerima pesan dari kontak yang dikenal.

Banyak penipu yang memanfaatkan aplikasi chat seperti WhatsApp untuk berkomunikasi dengan target yang mereka temukan di sumber terpercaya, seperti platform marketplace dan layanan pemesanan akomodasi.

Munculkan rasa curiga, sekalipun tautan dikirim oleh teman dan kerabat dekat.

Sebab ada kemungkinan, akun mereka dibajak. Tidak ada salahnya untuk menggunakan teknologi tambahan untuk mencegah pengguna terjebak di tautan phishing. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved