Puasa 2023 Tinggal Berapa Hari Lagi? Cek Jadwal 1 Ramadhan 1444 H Versi NU dan Muhammadiyah

Sebentar lagi umat muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia akan kembali menjumpai bulan suci Ramadan 1444 hijriah untuk menjalankan ibadah puasa.

Editor: Rizky Zulham
GRAFIS TRIBUN PONTIANAK/ENRO
Ilustrasi. Puasa 2023 Tinggal Berapa Hari Lagi? Cek Jadwal 1 Ramadhan 1444 H Versi NU dan Muhammadiyah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ibadah puasa Ramadhan 1444 H tinggal menghitung hari.

Sebentar lagi umat muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia akan kembali menjumpai bulan suci Ramadan 1444 hijriah untuk menjalankan ibadah Puasa satu bulan penuh.

Untuk PP Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ouasa Ramadhan 2023 jatuh pada Kamis 23 Maret 2023.

Sedangkan pemerintah melalui Kemenang dan NU baru akan menetapkan awal Puasa Ramadhan menunggu hasil sidang isbat.

Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriah atau awal puasa jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Hal itu berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.)/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 Hijriah.

Kapan Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 1444 Hijriah? Simak Metode Terbaru Tentukan Hari Lebaran

Dengan keputusan itu, warga Muhammadiyah akan menjalankan puasa Ramadhan mulai 23 Maret 2023 dan mendirikan salat tarawih pertama pada sehari sebelumnya, Rabu, 22 Maret.

Dalam maklumat itu, disebutkan pula 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri 2023 jatuh pada Jumat, 21 April.

Keputusan itu dinyatakan sesuai dengan hisab awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

"Umur Bulan Syakban 1444 H 30 hari dan tanggal 1 Ramadhan 1444 H jtuh pada hari Kamis Pon, 23 Maret 2023 M," demikian bunyi dokumen hasil hisab.

Berdasarkan keputusan tersebut, artinya puasa Ramadan 2023 kurang 25 hari lagi sejak hari ini, Minggu (26/2).

Jadwal Puasa 2023 menurut NU

Sementaraan puasa Ramadan 2023 dari Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode yang berbeda.

Metode ini juga biasanya dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini, Kementerian Agama (Kemenag).

Diketahui, Muhammadiyah memakai metode Hisab hijab wujud al-hilal yaitu metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan, bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhinya tiga parameter.

Tiga parameter ini adalah telah terjadi konjungsi atau ijtimak; ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam; dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved