Kasus TBC Kota Pontianak
Kasus TBC Kota Pontianak Masih Tinggi, Kadiskes Ungkap Cara Penularannya hingga Gejala
Penyakit TBC ini kini sudah merambah ke berbagai daerah termasuk di Kota Pontianak Kalimantan Barat yang angkanya cukup tinggi.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUN PONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit yang sangat mudah menular. Selain itu, penyakit ini dikabarkan juga penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia.
Penyakit TBC ini kini sudah merambah ke berbagai daerah termasuk di Kota Pontianak, Kalimantan Barat yang angkanya cukup tinggi.
Di mana pada tahun 2022, kasus TBC mencapai 1.800 orang di Kota Pontianak. Dari angka tersebut sebagian besar sudah sembuh dan sebagian lagi masih dalam proses pengobatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak dr. Saptiko menjelaskan, bahwa penyebab penyakit ini ditularkan melalui bakteri dari penyintas TBC.
Faktor lingkungan dan kepadatan penduduk juga menjadi penyebab penyakit ini, serta interaksi dengan penyintas TBC.
"TBC ini kan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan menularnya lewat percikan dahak pernapasan sehingga penyakit ini mudah menular," ujarnya, Selasa 21 Februari 2023.
• BREAKING NEWS - Kasus TBC di Kota Pontianak Capai 1.800 Orang, Diskes Upayakan Pencegahan Dini
Karena penyakit ini sangat mudah menular, sehingga inilah yang kemudian menyebabkan kasus TBC di Kota Pontianak masih merambak bahkan di seluruh dunia.
"Di kota Pontianak masih tinggi karena mobilitas masyarakat juga tinggi," katanya.
Untuk itu, Saptiko menekankan penting bagi masyarakat untuk mengetahui gejala penyakit TBC ini.
"Terpenting gejalanya yang harus dimengerti oleh masyarakat adalah batuk, berdahak lebih dari dua minggu walaupun batuknya tidak parah, maka harus diperiksa ke dokter," jelasnya.
Pentingnya dilakukan pencegahan sejak dini, lanjut Kadinkes, lantaran penyakit ini juga berbahaya.
• Di 2022 TBC Penyakit Menular Terbanyak Kedua di Kalbar, Kadiskes: Resiko Kematiannya Cukup Tinggi
Selain itu, pengobatan TBC ini bisa membutuhkan waktu 6 bulan.
"Sehingga tantangan yang dihadapi, kita harus memonitor bagi pasien TBC hatus minum obat sampai selesai 6 bulan," ucapnya.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan skrining atau pemeriksaan untuk mengetahui penyintas TBC melalui berbagai fasilitas kesehatan mulai dari rumah sakit, puskesmas, klinik swasta yang dilengkapi dengan pemerintah laboratorium.
Selain itu, terdapat tujuh lokasi yang menyebar di Kota Pontianak yang tersedia alat Tes Cepat Molekuler (TCM).
Selain melakukan pencegahan itu, masyarakat diharapkan juga bisa menerapkan pola perilaku hidup sehat dan bersih.
"Sehingga diharapkan dengan adanya alat ini bisa menemukan kasus TBC dan bisa diobati dengan gratis," tukasnya.
Ikuti Terus Berita Terbaru dan Terupdate Soal Kasus TBC Kota Pontianak di sini
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.