Ada Perbedaan Data Stunting Antara SSGI Dengan Pemda Kapuas Hulu

Fransiskus Diaan menuturkan, stunting di Kapuas Hulu dilatarbelakangi beberapa masalah, mulai dari rendahnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan p

Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/PROKOPIM KAPUAS HULU
Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan saat menghadiri sejumlah kegiatan masyarakat di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, belum lama ini. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, menyatakan bahwa angka status stunting di Kapuas Hulu mengalami perbedaan data antara data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Penilaian Status Gizi (PSG) yang dilakukan Pemda Kapuas Hulu.

Dimana data SSGI pada tahun 2021 stunting ada pada 28,9 dan tahun 2022 naik jadi 37,9, namun pada data PSG yang dilakukan tenaga ahli pada tahun 2021, stunting ada pada 31,2 persen namun pada tahun 2022 ada pada angka 30,3 persen.

"Untuk pendataan BSE kami lakukan pada 90 persen sampel balita. Data kami ini lengkap by name dan address maka bedanya signifikan dengan SSGI," ujarnya, Selasa 14 Februari 2023.

Fransiskus Diaan menuturkan, stunting di Kapuas Hulu dilatarbelakangi beberapa masalah, mulai dari rendahnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan rumah untuk pakan dan gizi.

9 Kecamatan di Kapuas Hulu Masuk Kategori Miskin

"Kemudian ada faktor belum laiknya sanitasi atau belum ODF," ujarnya.

Sedangkan faktor lain adalah keterbatasan guru PAUD untuk sosialisasi kesehatan gizi, lalu kurangnya informasi terkait stunting di desa-desa.

Selain itu tidak semua posyandu di Kapuas Hulu bisa melihat dan mendeteksi terkait gizi anak.

Kemudian belum semua masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dana desa untuk penanganan stunting juga belum memadai.

Ada juga faktor kurangnya pendampingan pada keluarga berisiko stunting.

Untuk menanggulangi permasalahan stunting Pemkab Kapuas Hulu sudah melakukan beberapa hal seperti, survey status gizi balita, ada alat pemantau tumbuh kembang anak yang digunakan petugas.

"Kami juga sudah memaksimalkan pusat rehabilitasi gizi buruk serta mengadakan program madu bulin," ungkapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved