Breaking News

Biografi Sultan Ageng Tirtayasa yang Membawa Kesultanan Banten ke Puncak Kejayaan

Dia merupakan Sultan Banten keenam yang naik takhta pada usia 20 tahun menggantikan kakeknya, Sultan Abdul Mafakhir, yang wafat pada 10 Maret 1651.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Kolase Tribunpontianak.co.id / sid / google
Patung dan gambar Sultan Ageng Tirtayasa 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Jaman puncak kejayaan Kesultanan Banten tidak lepas dari sosok seorang pahlawan yang berkuasa dalam memajukan kesultanan.

Dia adalah Tirtayasa dari Banten atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa.

Dia merupakan Sultan Banten keenam yang naik takhta pada usia 20 tahun menggantikan kakeknya, Sultan Abdul Mafakhir, yang wafat pada 10 Maret 1651.

Sepak terjangnya dikenal gigih menentang Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) sehingga menyebabkan dirinya dicap sebagai musuh bebuyutan oleh Belanda.

Sultan Ageng Tirtayasa sendiri merupakan julukan terkenal yang diberikan kepada Sultan Abdul Fattah.

Ayah dari Sultan Ageng Tirtayasa adalah Sultan Banten Kelima yang bernama Sultan Abdul Ma’ali Ahmad bin Sultan Abdul Mufakhir bin Sultan Maulana Muhammad Nashrudin bin Sultan Maulana Yusuf bin Sultan Hasanuddin bin Syarif Hidayatullah lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati Cirebon dikenal juga dengan sebutan Sultan Faqih, Sultan Kulon, Pangeran Anom atau Pangeran Ratu.

Adapun gelar Sultan Ma’ali Ahmad yang dimiliki oleh ayahnya itu didapatkan ketika Sultan Makkah berkunjung ke Banten pada 1638.

Kalbar Populer Hari Ini, Sultan Pontianak Maju Bacalon DPD RI, 22 Nama Bacalon DPD RI Dapil Kalbar

Pada saat itu, kakek Sultan Ageng Tirtayasa yang bernama Sultan Abdul Mufakhir Mahmud Abdul Khadir sedang memerintah Banten (1596– 1651).

Jadi, Sultan Ageng Tirtayasa adalah cucu dari Sultan Fakhir Mahmud Abdul Khadir.

Sementara itu Ibu dari Sultan Ageng Tirtayasa bernama Ratu Marta Kusuma, salah seorang putri dari Pangeran Jayakarta.

Saudara-saudara Sultan Ageng Tirtayasa yang seibu kandung dengannya adalah Ratu Kulon, Pangeran Kilen, Pangeran Lor, dan Pangeran Radja, sedangkan saudara-saudaranya yang berbeda ibu (dari Ratu Wetan) adalah Pangeran Wetan, Pangeran Kidul, Ratu Inten, dan Ratu Tinumpuk.

Sultan Tirtayasa selain mempunyai wajah yang tampan, dirinya sejak kecil merupakan seorang anak yang cerdas, lincah pergaulannya, dan sopan melebihi saudara-saudaranya yang lain.

Sehingga kedua orang tuanya beranggapan bahwa dia menjadi satu-satunya tumpuan untuk menjadi calon yang cocok menjadi pewaris takhta Kesultanan Banten.

Menurut hukum waris Kesultanan Banten, pengganti Sultan Abdul Mufakhir adalah Sultan Abu Al-Mu’ali.

Namun, karena dia meninggal mendahului ayahnya pada 1650, pemangku jabatan Kesultanan Banten secara otomatis beralih kepada Sultan Ageng Tirtayasa.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved