Sempat Terpuruk Karena Pandemi Covid-19, Pengrajin Kain Tenun di Kota Pontianak Kembali Bangkit

wisatawan domestik dan mancanegara dalam beberapa bulan terakhir juga kembali datang ke Gang Sambas untuk membeli kain tenun.

Penulis: Ferryanto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ferryanto
Sejumlah Pengrajin Kain Tenun di Gang Sambas, kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak saat sedang menenun, Senin 2 Januari 2023. Tribun Pontianak Ferryanto. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Budaya menenun kain di Indonesia telah ada sejak dahulu kala dan hingga kini terus lestari.

Walaupun tidak semasif kain konveksi yang di produksi masal oleh Pabrikan, namun kain tenun hingga kini masih terus di produksi dan memiliki tempatnya sendiri.

Di Kota Pontianak, Ibu Kota Provinsi Kalbar, Kain Tenun bercorak khas Kalbar terus di buat oleh sejumlah Kelompok Tenun di Gang Sambas, Kelurahan Baru Layang, Kecamatan Pontianak Utara.

Sempat terpuruk akibat Pandemi Covid 19 yang melanda dunia tak terkecuali Indonesia, kini penenun di Gang Sambas kembali tersenyum dan sibuk dengan alat tenun tradisionalnya.

Sejak 6 bulan lalu, sejak jumlah konfirmasi positif Covid 19 terus menurun dan Pandemi Terkendali, omset penjualan kain tenun kembali merangkak naik.

Baca juga: Kurangnya Serapan Karbon Akibatkan Asap Karhutla Sulit Hilang

''Pada saat Puncak Covid 19 tahun 2020 sampai 2021, itu penjualan sulit sekali, bahkan berbulan - bulan tidak ada,''tutur Khotifah (35) satu diantara sejumlah penenun di Gang Sambas Pontianak, senin 2 Januari 2023.

Namun, saat wabah Covid 19 terkendali, dan berbagai negara telah kembali membuka pintu kunjungan dan diperbolehkan saling mengunjungi, Penjualan kain tenun khas Kalbar dari gang Sambas membaik.

Dikatakan Khotifah, wisatawan domestik dan mancanegara dalam beberapa bulan terakhir juga kembali datang ke Gang Sambas untuk membeli kain tenun.

Tidak hanya itu, dalam sejumlah peringatan hari besar, warga Pontianak dan Kalbar juga datang dan membeli kain yang dibuat dari benang helai demi helai.

Kain tenun yang di jual mulai dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan, tergantung motif laku terjual dan membuat para penenun kembali bersemangat.

'',pas puncak Covid 19 kemarin, itu kosong sekali, promosi melalui media sosial juga lumayan, tapi omsetnya masih jauh, tapi beberapa bulan ini sudah kembali membaik, berapa hari lalu ada yang dari Amerika juga datang,"katanya.

Saat puncak Pandemi di tahun 2020 hingga 2021, stok kain tenun menumpuk, produksi kain pun banyak yang terhenti.

Alat - alat tenun hanya tersimpan di rumah - rumah tanpa ada aktivitas apapun. (*)

Lestarikan Kain Khas Daerah, TP PKK Sambas Gelar Lomba Desain Busana Tenun

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved