Darmawan Prasodjo Sukses Bawa Transformasi Hijau di Tubuh PLN, Dianugerahi Green Leadership Utama
Saya berharap, makin banyak perusahaan yang akan menjadi 'Agen Perubahan', utamanya dengan melibatkan para pemangku kepentingan.
Sehingga mampu menjadi pilar pelaksanaan transisi energi yang menjadi tantangan dunia hari ini.
"Dengan kerja keras kita semua, dengan kolaborasi dengan pemerintah.
PLN dapat menyampaikan bahwa tahun 2022 ini sukses mereduksi 32 juta metric ton emisi C02. Ini melampaui target Nationally Determined Contribution (NDC) kita," ucap Darmawan.
Namun, PLN menyadari ini baru awal, jalan transisi energi masih panjang.
PLN bersama Pemerintah telah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sampai dengan tahun 2030 sebagai RUPTL paling hijau sepanjang sejarah Indonesia.
Dalam RUPTL tersebut terdapat 50,6 persen pembangunan pembangkit yang berbasis pada Energi Baru Terbarukan (EBT).
Sesuai RUPTL ini, PLN menghinisiasi penghapusan 13 GW PLTU dari perencanaan dan menambah kapasitas EBT hingga 20,9 GW tanpa menambah PLTU baru.
Langkah ini berpotensi menurunkan 1,8 miliar ton CO2 dalam 25 tahun ke depan.
• Bangkit Pasca Pandemi, Penjualan Listrik Tahunan PLN Meningkat 6,61 Persen
Dalam upaya mempercepat pengurangan emisi, PLN menggantikan 1,8 GW PLTU dengan EBT baseload dan menggantikan 800 MW PLTU dengan pembangkit gas.
Upaya ini berpotensi menurunkan emisi 2,4 juta ton CO2.
Ditambah lagi, PLN melakukan kesepakatan bersama untuk membatalkan 1,3 GW PLTU yang sudah dalam pipeline untuk mengurangi 175 juta ton CO2 dalam 25 tahun ke depan.
Emisi di sektor kelistrikan nasional setiap tahun mencapai 244 juta ton CO2 dan akan terus meningkat melebihi 1 miliar ton sampai 2060.
Upaya PLN mengumumkan peta jalan pengurangan emisi hingga nol pada tahun 2060 atau Net Zero Emission (NZE) diapresiasi berbagai pihak.