Natal dan Tahun Baru
Gloria Natal 2022 Berkumandang di Rutan Pontianak, Uskup Sampaikan Pesan Pada Warga Binaan
Gloria Natal 2022 berkumandang di Rutan kelas II A Pontianak, Kamis 29 Desember 2022. Natal bersama berlangsung di Gereja Oikumene Rumah Tahanan.
Lengkap dengan seragam dan Properti Dayak, perayaan Natal bersama 2022 bersama Uskup Agung Pontianak dibuka dengan kemeriahan suasana dalam tahanan.
Lokasi Gereja Oikumene yang tepat berdiri ditengah antara Kelenteng dan Surau itu mendendangkan pujian Natal.
Informasi yang sampaikan oleh Petugas Rutan Kelas II A Pontianak, Kristanto ada 68 Kristiani yang 32 orang diantaranya adalah beragama Katolik.
Sapaan Natal yang Uskup Agustinus berikan pada saudaranya di Rutan menggaungkan bahwa warna Natal sukacita.
Sebagaimana dalam bacaan kedua dalam surat rasul Paulus ke Titus, dikatakan bahwa berkat pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus yang sudah dilimpahkan kepada manusia karena cinta Yesus Kristus kepada manusia.
Begitu juga rahmat pembaharuan itu menjadi semangat baru dalam Natal yang baru itu.
"Saya bisa mengerti dengan kondisi yang kalian alami saat ini, namun apa boleh buat tapi jangan putus asa, tapi tetap tabah dalam menjalani masa pidana hingga saatnya tiba," ujar Uskup Mgr Agustinus Agus.
• Potret Kehangatan Yuni Shara Ikut Rayakan Natal Bersama Mantan Suami dan Anak-anaknya
Retret Panjang
Usai Perayaan Misa Natal bersama Uskup Agustinus bersama rombongan membagikan kado Natal sebagai bekal para narapidana di Rutan dan sembari mempersembahkan lagu natal.
Dalam momen jelang acara penutup, bersama sejumlah bapak-bapak penghuni Rutan Uskup Agustinus menguatkan mereka bahwa Tuhan sangat mencintai mereka.
Siapapun, darimanapun dan bagaimanapun dosa manusia Tuhan sangat mencintai mereka.
Untuk itu Uskup Agustinus mengingatkan bahwa baik dalam masyarakat maupun dalam keluarga baru di Rutan Kelas II A Pontianak, karena jauh dari keluarga untuk itu mereka harus menjalin persaudaraan yang saling menguatkan.
Baginya, saat ini yang bisa dilakukan adalah berdoa kepada Tuhan dan pasrah dengan keadaan kemudian tetap memohon kepada-Nya untuk memperhatikan keluarga yang ditinggalkan sembari tetap lambungkan doa agar ada keadilan untuk semua orang.
Sebagai gembala, Uskup Agustinus mengaku bahwa sakit yang mereka alami bahkan tak terbayangkan, namun kekuatan yang masih bisa diandalkan saat ini adalah kesabaran dan ingat bahwa Tuhan mencintai umatnya.