Khazanah Islam
Metode Dakwah Sunan Kudus, Pelopor Toleransi Beragama di Nusantara
Ia melarang penyembelihan sapi pada saat pelaksanaan ibadah qurban, Pelarangan tersebut bukan karena dilarang menurut ajaran Islam tapi penyembelihan
Pengetahuan Sunan Kudus tentang budaya lokal membuatnya melakukan inovasi-inovasi
dalam menyampaikan dakwah lewat budaya yang membuatnya dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat kudus pada zamannya.
Dalam usahanya menarik simpati agama lain memeluk Islam,
Sunan Kudus melakukan akulturasi budayadalam arsitektur masjid yang mengkompromikan arsitektur Islam dan Hindu-Budha,
Sejak meninggalkan Demak, dan tinggal di Kudus, Ja’far Shadiq memulai dakwahnya dengan membangun masjid Agung Kudus yang besar dan indah,
sebuah tulisan berbahasa Arab menyebutkan bahwa masjid itu dibangun tahun 956 H/1549.
• Apa Arti Aurat dan Jilbab? Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 10 SMA
Arsitektur menara kudus yang unik menggambarkan kompromi Islam
dengan arsitektur setempat yang bercirikan Hindu sebagai upaya pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang sudah mapan dalam budayanya.
Bangunan Menara mempunyai tinggi 18 meter, dengan ukuran dasar persegi 10x10 meter.
Dihiasi dengan piring keramik bergambar yang berjumlah 32 buah.
Dua puluh buah berwarna biru berlukiskan masjid, manusia, unta dan kurma.
Sedangkan 12 buah lainnya berwarna putih berlukiskan kembang.
Sunan Kudus menyebarkan Islam dengan jalan kebijaksanaan, mengkomproikan arsitektur Islam, Jawa, Hindu-Budha, dan Kebudayaan Tionghoa.
Sehingga mendapatkan simpati dari penduduk setempat yang masih beragama Hindu atau Budha atau aliran kepercayaan lainnya. (*)
Disclamair : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah Ibtidaiyah kelas 6 Terbitan Kementerian Agama tahun 2020.
Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.