Kabar Artis
Romantisnya Darius Pada Donna, Sambut Natal Hingga Pamer Foto Mesra
Sebelumnya, diketahui bahwa Darius dan Donna menikah pada 30 Desember 2006 silam. Keduanya bertemu saat sama-sama menjadi host acara sepak bola.
Bersama dengan topi Sinterklas, kaus kaki, kue jahe, pohon natal, dan aneka kado, permen tongkat melengkapi suasana Natal di Eropa.
Namun, tahukah kamu bagaimana tradisi dan pernak-pernik permen tongkat ini bisa berkembang hingga sekarang?
Yuk, cari tahu sejarahnya!
• Heboh Harga BBM Naik 17 Desember, Cek Harga Resmi Peralite dan Solar Terbaru di SPBU Pertamina
Digunakan untuk Meredakan Tangisan Bayi
Dilansir dari National Geographic Indonesia, permen tongkat digunakan orang tua di tahun 1600-an untuk meredakan tangis bayi sebagai pengganti dot.
Awalnya permen tongkat masih berwarna putih polos, dengan bentuk memanjang.
Namun, ada kisah yang beredar bahwa pemimpin paduan suara di Katedral Cologne Jerman meyakinkan pembuat permen lokal untuk mengubah bentuknya.
Bentuk permen tongkat diubah menjadi bentuk tongkat gembala, untuk menghibur anak-anak yang merasa bosan atau gelisah pada hari Natal.
Namun, ada juga yang menyebutkan, permen tongkat dibuat bengkok agar dapat digantung di pohon natal.
Warna Belang pada Permen
Sedangkan untuk warna belang diperkirakan ada setelah abad ke-19, sebab pada masa sebelum itu, di kartu natal hanya terdapat permen tongkat putih polos.
Sedangkan berdasarkan publikasi sebuah buku masak di tahun 1844, sudah ada pembuatan permen tongkat bergaris.
Buku menjelaskan instruksi membuat garis peppermint pada permen tongkat.
Pada buku sastra anak, karya milik Laura Ingalls Wilder, Little House in Big Woods, permen bergaris sudah dikenal sejak pertengahan abad ke-19.
Permen tongkat diketahui sering dikaitkan dengan August Imgar dari Wooster, Ohio, seorang imigran Jerman yang pertama kali mendirikan pohon Natal di Ohio.