Seminar Pontianak Tenggelam Tahun 2055, Kadis Lingkungan Hidup; Kalau Kelelep Tidak, Genangan Iya!

"Bagaimana supaya saluran kota berjalan dengan baik, salah satu caranya dengan menurap, membersihkan dan mendalamkan saluran."

Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Muhammad Firdaus
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pontianak Syarif Usmulyono. Aula Kampus Fakultas Teknik, Untan. Senin, 12 Desember 2022. Ia menerangkan isu yang diangkat dalam seminar "Menyikapi Kebenaran Dibalik Isu Tenggelamnya Kota Pontianak" oleh HMTL FT Untan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, menggelar seminar yang mengangkat tema “Menyikapi Kebenaran Dibalik Isu Tenggelamnya Kota Pontianak" di Aula Kampus Fakultas Teknik, Untan, Senin 12 Desember 2022.

Hadir sebagai pemateri dalam agenda tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pontianak Syarif Usmulyono, perwakilan BMKG Kalbar Sutikno, perwakilan Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 Eddy Purnomo, dan Guru Besar Prof Dr Henny Herawati.

Pasca agenda tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pontianak, Syarif Usmulyono mengatakan bahwa kata tenggelam yang dimaksud dalam tema harus diperjelas.

Menurutnya, jika kata tenggelam yang dimaksud tidak bisa diartikan secara utuh, melainkan hanya akan terjadinya genangan pada waktu-waktu tertentu Kota Pontianak.

"Tadi sudah dibahas dalam acara ini, tenggelamnya seperti apa sudah ditanyakan, ya kalau tenggelamnya seperti kelelep ya tidak seperti itu," ucap Syarif Usmulyono.

Baca juga: Seminar HMTL FT Untan Menyikapi Kebenaran Dibalik Isu Tenggelamnya Kota Pontianak di Tahun 2055

"Ya kalau tenggelamnya hanya sebatas mata kaki itupun dikarenakan adanya banjir rob atau air hujan, itu iya! Dan itu tidak akan bertahan lama, paling lama tadi dikatakan 4 jam oleh BMKG," tegasnya kepada Tribun Pontianak.

Namun demikian, ia sangat mengapresiasi kekhawatiran HMTL FT Untan ini terhadap kondisi lingkungan di Kota Pontianak melalui seminar kali ini.

Ia mengatakan, Pemkot Pontianak pasti akan berupaya agar yang dikhawatirkan tersebut tidak akan terjadi.

"Tapi walau bagaimanapun kami Pemkot Pontianak harus menyikapi ini, supaya kalau dia pasang cepat juga surut, jadi jangan pasang ndak turun-turun, berarti itu ada yang salah," ucapnya.

Berkaitan dengan kondisi Kota Pontianak yang sering terjadi genangan apabila hujan turun, Syarif Usmulyono mengatakan memang hal tersebut tidak bisa dihindari.

"Tapi kalau soal dia pasang itu ndak bisa dihindarkan, dengan kontur Kota Pontianak kita yang memang flat dan berada diatas permukaan laut cuman 1.5 meter." katanya.

"Makanya jaman dulu orang-orang tua kita buat rumah tinggi-tinggi (rumah panggung), tapi kalau sekarang kan orang buat rata dengan tanah, jadi itu konsekuensi yang harus kita terima," ujarnya.

Oleh karenanya, dikatakannya, untuk mengatasi terjadinya genangan tersebut Pemkot Pontianak saat ini terus berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas saluran air.

"Yang jelas Pemkot Pontianak ingin kalau terjadi hujan bagaimana air cepat surut, dengan membuat saluran, membersihkan dan mengeruk saluran, dan lain sebagainya. Bagaimana supaya saluran kota berjalan dengan baik, salah satu caranya dengan menurap, membersihkan dan mendalamkan saluran." ujarnya.

"Dan juga yang paling penting nih, mengubah kelakuan masyarakat jangan buah sampah di paret, itu yang menyebabkan airnya lambat surut, seperti itu," imbuhnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved