Cerita Lika-liku Wisudawan Terbaik UM Pontianak Izkah Shafha Ramdinar, Raih IPK 3,97 Nyaris Sempurna
Satu diantara rangkaian acara yaitu, Pemberian Penghargaan Mahasiswa Berprestasi. Mahasiswa terbaik 1, Izkah Shafha Ramdinar dengan nilai IPK nyaris s
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Universitas Muhammadiyah Pontianak menggelar Wisuda Sarjana ke-27 dan Milad ke-32 di Aula Gedung Muhammadiyah Pontianak, Jalan Jend. Ayani 1, Sabtu 10 Desember 2022.
Satu diantara rangkaian acara yaitu, Pemberian Penghargaan Mahasiswa Berprestasi. Mahasiswa terbaik 1, Izkah Shafha Ramdinar dengan nilai IPK nyaris sempurna yaitu 3,97 mengaku bangga menjadi bagian dari universitas swasta islam terbesar di Indonesia.
Izkah merupakan mahasiswa terbaik yang mendapatkan kelulusan melalui jalur proceeding. Ia pun membagikan suka duka selama menjalani perkuliahan. Lantaran merupakan angkatan pertama ia mengaku penuh tantangan.
"Benar-benar diajarkan dari awal, untuk akreditasi kita angkatan pertama benar-benar ditempa untuk melakukan penelitian. Membuat organisasi dari awal dan bisa sampai sekarang, Alhamdulillah dari 50-an mahasiswa seangkatan, 38-nya wisuda hari ini," ujar Izkah.
• Universitas Muhammadiyah Pontianak Tingkatkan Kualitas Pendidikan Dorong Dosen Ikut Program Doktoral
• Wisuda Sarjana ke-27, Universitas Muhammadiyah Pontianak Wisuda 742 Mahasiswa
Saat ditanya, apa yang akan dilakukan kedepannya, Izkah mengaku cakupan Psikologi sangat luas karena di mana ada manusia disitu ada Psikologi.
"Orang menganggap Psikologi itu seperti psikiater, padahal tidak seperti itu. Kita ingin menyebarkan ke masyarakat bahwa Psikologi itu bukan hanya soal kesehatan mental tetapi semua yang berhubungan dengan manusia ada Psikologi," ungkapnya.
Tertarik dengan psikologi, Izkah mengaku awalnya ia suka mendengarkan cerita teman. Menyadari bakatnya dalam memberikan solusi, Izkah merasa sejalan dengan jurusan yang saat ini ia pilih.
"Saya juga suka anak-anak dan suka menyelesaikan masalah. Psikologi itu kan mengarahkan orang itu untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Saya ingin berguna untuk masyarakat sekitar dan minat saya di klinis," ujarnya.
Izkah juga mengaku, jika melihat anak berkebutuhan khusus muncul rasa penasaran bagaimana cara menanganinya.
"Setelah masuk psikologi saya jadi tau dan makin hati-hati terhadap sumber misalnya konten mental health, sehingga tidak ada yang salah dalam self diagnos. Terimakasih kepada orangtua dan dosen yang benar-benar mengarahkan, teman, sahabat dan adik-adik saya. Semoga kedepannya psikologi semakin sukses," harapnya.
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News