Khazanah Islam
Sejarah Kerajaan Tidore di Maluku Utara Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 9 SMP
Setelah masuk Islam bersama para pembesar kerajaan lainnya, ia mendapat gelar Sultan Jamaluddin.
Pada tahun 1512 M, bangsa Portugis dan Spanyol memasuki Maluku. Portugis pada saat itu memilih bersahabat dengan Ternate, sedangkan Spanyol yang datang kemudian bersahabat dengan Sultan Tidore.
• Kerajaan Pajang dan Penyebaran Islam di Jawa Materi PAI dan Budi Pekerti 9 SMP
Sejak saat itulah, benih-benih permusuhan mulai timbul. Pada tahun 1529 M. Portugis yang dibantu oleh Ternate dan Bacan menyerang Tidore dan Spanyol.
Dalam peperangan ini, Portugis mengalami kemenangan sehingga Portugis dapat menguasai perdagangan rempah-rempah di seluruh Maluku.
Setelah menguasai Maluku, Portugis mulai melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap rakyat Maluku.
Kedua kerajaan tersebut akhirnya sadar bahwa keduanya harus bersatu untuk mengusir penjajahan Portugis di Maluku.
Berkat kerja sama kedua kerajaan tersebut, akhirnya, Portugis mengalami kekalahan tahun 1575 M. dan menyingkir ke Ambon.
Pada tahun 1605 M. Belanda berhasil mendesak Portugis di Ambon dan menguasainya. Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1789-1805 M), yaitu seorang penguasa yang berani dan cerdas.
Pada tahun 1801 M, beliau menyerang Ternate sehingga Ternate dan Tidore berhasil dipersatukan.
Di samping itu, Sultan Nuku berhasil mengadu domba antara Belanda dan Inggris sehingga Belanda dapat diusir dari Tidore.
Setelah Belanda kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate, Inggris tidak mendapatkan apa-apa kecuali hubungan dagang biasa.
Sejak itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, dan Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat.
Pelayaran dan perdagangan maju pesat sehingga waktu itu Maluku mengalami zaman keemasan dan tidak terikat oleh bangsa mana pun.
Wilayahnya cukup luas, yaitu meliputi Seram, Halmahera, Kepulauan Kai, dan Papua.
Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya sendiri, Zainal Abidin (1805-1810 M). (*)
Disclamair : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 9 SMP Terbitan Kemendikbudristek tahun 2017.
Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.