Kasus Human Trafficking

BREAKING NEWS - Sejumlah Pemuda Asal Pontianak Jadi Korban Trafficking di Laos Nasibnya Mengenaskan

Sebelumnya, sejumlah pemuda dari Kota Pontianak itu di tawari pekerjaan sebagai karyawan swalayan di negara Laos dengan gaji Rp12 juta, namun ternyata

Penulis: Ferryanto | Editor: Faiz Iqbal Maulid
Tribunpontianak/Ferryanto
Agustiawan (tengah) Penasehat Hukum para korban dugaan TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) yang datang bersama perwakilan dua orang tua korban saat ditemui Tribun Pontianak, Sabtu 3 Desember 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejumlah pemuda warga Kota Pontianak menjadi korban perdagangan orang (Human Trafficking) dan saat ini terlunta-lunta di Thailand.

Sebelumnya, sejumlah pemuda dari Kota Pontianak itu di tawari pekerjaan sebagai karyawan swalayan di negara Laos dengan gaji Rp12 juta, namun ternyata mereka dipekerjakan sebagai scamer online investasi bodong di Laos.

Dalam proses pekerjaannya, bila tidak mencapai target para pekerja tidak diberi makan serta mendapatkan berbagai perlakuan tidak manusiawi.
 
Ditemui Tribun Pontianak di jalan Hijas Pontianak, Penasehat Hukum para korban dugaan TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang), Agustiawan yang datang bersama perwakilan dua orang tua korban menyampaikan bahwa putra-putra mereka telah diberangkatkan bekerja di Laos dan diperlakukan tidak manusiawi.

Sepanjang Tahun 2022, Kejati Kalbar Sidik 15 Kasus Korupsi dan Lidik 25 Kasus

Ia mengungkapkan bahwa ada 8 warga Kalbar yang diberangkatkan ke Laos pada tanggal 19 Oktober 2022.

"Mereka ini awalnya dijanjikan kerja di Minimarket dengan gaji 12 Juta bila dirupiahkan, namun ternyata mereka dipekerjakan menjadi Scamer, investasi kripto bodong," ujar Agus sambari menjelaskan pada Sabtu 3 Desember 2022.

Berdasarkan keterangan orang tua korban, sebelumnya para pemuda di Kota Pontianak tersebut di tawari pekerjaan oleh seorang yang diduga agen dengan gaji fantastis serta tanpa biaya kepengurusan paspor dan sebagainya.

Lalu, pada bulan Oktober 2022 tersebut para pemuda asal Kota Pontianak itu  berangkat menuju Laos.

Untuk menuju Laos, para korban diarahkan ke Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas terlebih dahulu untuk menunggu proses pembuatan pasport, lalu setelah paspor selesai mereka menuju Malaysia melalui perbatasan Aruk.

Dari Kuching, Malaysia mereka terbang ke Kuala Lumpur (KL), dari KL mereka lalu diterbangkan menuju Laos.

"Dari Kota Changrai Laos mereka melalui perjalanan darat lalu menyebarangi sungai ke lokasi di Provinsi Bokeo Laos dan disana mereka bertemu agen di wilayah Laos dan di sanalah dipekerjakan sebagai scamer dan diperlakukan tidak manusiawi, kalau tidak mencapai target mereka mendapat siksaan, dan tidak diberi makan," jelasnya.

Tok! Terdakwa Kasus Pembunuhan Berencana di Sajingan Besar Sambas Divonis Penjara Seumur Hidup

Di lokasi bekerja itu, terdapat sekira 80 warga Indonesia lainnya yang berasal dari berbagai provinsi, dan diketahui sementara yang berasal dari Kalbar berjumlah 12 orang 

Setelah beberapa waktu bekerja, akhirnya para korban menghubungi pihak keluarga melalui WhatsApp dan memberitahukan apa yang mereka alami.

Selanjutnya, pihak keluarga yang menerima informasi itu beberapa waktu lalu langsung berusaha meminta bantuan ke kementerian luar negeri dan KBRI Laos, namun sampai saat ini pihak keluarga masih kesulitan untuk memulangkan keluarga mereka karena kesulitan biaya dan administrasi.

"Saat ini ada 8 warga yang sudah berada di Thailand, itu juga dengan biaya sendiri dari keluarga yang mengirimkan untuk pemulangan mereka, namun dikarenakan keterbatasan biaya para korban ini masih berada di Thailand,"

"Pihak agen sebelumnya memberikan mereka keringanan kalau mereka mau pulang boleh, tapi biaya sendiri, dan tidak boleh melapor ke KBRI Laos, kalau itu dilakukan mereka diancam dan nyawanya terancam, jadi mereka berinisiatif ke Thailand menuju KBRI Bangkok, karena posisi 8 orang ini, mereka saat ini lebih dekat ke Thailand daripada ke KBRI Laos," jelasnya.

Selain nasib 8 orang yang sudah diketahui posisinya di Thailand saat ini, masih ada 4 orang warga Kalbar yang saat ini tidak diketahui posisi dan nasibnya di Laos, karena beberapa waktu lalu keempat orang tersebut dijual ke agen lain di Laos.

Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved