Siap Rintis Bisnis Jualan Kopi, Terinspirasi Kiat yang Didapat di Platform Digital IDE
Ketika kopi dikonsumsi setiap hari, maka tidak akan terlalu menganggu keuangan si konsumen. Artinya harga jual produk kopi haruslah yang terjangkau.
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Nira Nofianti terlihat fokus menatap layar dari gawai miliknya yang tengah menanyangkan konten dari Founder Kopi Tuku Andanu Prasetyo. Tayangan yang ia saksikan lewat platform digital Indosat Digital Ecosystem (IDE) ini tengah menceritakan Strategi Tuku Merancang Model Bisnis hingga bisa tenar sampai hari ini.
Nira merupakan freelancer di sebuah perusahaan swasta di Kota Pontianak. Dirinya pun sempat menjadi tenaga marketing untuk coffee shop milik rekannya.
Perempuan berkerudung ini mengaku juga ingin segera mewujudkan memiliki gerobak usaha penjualan kopi kekinian. Pasalnya melihat warga Pontianak yang senang Ngopi dan begitu banyaknya coffee shop baru bermunculan.
"Di sini orangnya senang Ngopi. Ada banyak warkop dan coffee shop. Tidak hanya ngopi di tempat, bahkan banyak office worker juga beli kopi untuk menemani mereka bekerja. Jadi ngopi sudah seperti kebutuhan," ujarnya.
Makanya, materi yang disampaikan Founder Kopi Tuku Andanu Prasetyo begitu ia simak dengan baik karena sangat yakin model bisnis tersebut dapat menjadi inspirasi dirinya.
Beberapa poin menarik yang disampaikan oleh Tyo pun, ia catat dalam sebuah buku.
Misalkan mengapa pelaku usaha perlu menentukan siapa target yang ingin disasar. Oleh karena ini berpengaruh dengan cara berkomunikasi dengan konsumen yang dibidik.
“Hal penting lain dari kiat yang diberikan adalah Ketika kopi dikonsumsi setiap hari, maka itu tidak akan terlalu menganggu keuangan si konsumen. Artinya harga jual produk kopi haruslah yang terjangkau.
• Collabonation Tour Hadir di Pontianak, Indosat Ooredoo Hutchison Ajak Rasakan Sensasi Jaringan Baru
Nah, bercerita soal platform digital IDE, Nira mengaku tak sengaja mendapatkan info tersebut dari Instagram @indosatbusiness. IDE dirilis oleh Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) pada 13 Oktober 2022. Artinya platform ini terbilang masih baru.
Platform digital IDE adalah solusi dari IOH guna memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia agar memanfaatkan sumber daya digital.
Tujuannya untuk membantu pelaku UMKM bisa mengembangkan bisnis dan siap menghadapi era digital, serta momen menghidupkan kembali ekonomi Indonesia pasca-pandemi Covid-19.
Saat menjelajahi platform IDE, Nira mengaku butuh waktu untuk menemukan konten yang pas dengan bisnis yang ingin dia jalankan. Tapi ia sepakat, isi yang disajikan IDE sangat berkualitas karena menghadirkan para expert di bidangnya.
Akan tetapi, ia semakin excited saat mulai bergabung. Langkah awal yang dia lakukan adalah mengunjungi tautan https://ide.ioh.co.id/ dan dia pun mencoba melakukan pendaftaran.
“Mulanya iseng, karena ingin tahu. Tapi malah nagih sekali. Karena itu daging semua isinya.
Misalkan ada materi packaging, awalnya kita pikir kemasan kan yang penting baguslah agar orang tertarik. Ternyata ada ilmunya, tidak sembarangan,” sampainya.
Dia menceritakan saat menonton video penjelasan dari Co-founder Eatlah Michael Chrisyanto tentang materi “Rancang Pengalaman Pelanggan dengan Desain”ternyata packing yang dipakai sama si pelaku usaha itu harus bisa berkomunikasi secara tersirat dengan customer.
• 100 Pelaku UMKM Tampilkan Produk Unggulan di Ajang Expo Iwapi Pontianak
“Contohnya Eatlah yang pakai kemasan kotak warna coklat. Kenapa warnanya coklat ternyata itu menimbulkan kesan hangat pada makanan sesuai tagline mereka.
Ada lagi soal kenapa kemasan Eatlah yang dipakai berbentuk kotak, yang ternyata bisa menjadi piring. Karena kebiasaan makan harus di atas piring. Ini pengetahuan bisnis yang sangat menarik,” ujar Alumni Universitas Tanjungpura ini.
Selain itu yang tak kalah penting adalah kemasan yang dipakai budget tidak boleh lebih dari 3-5 persen dari
Nira mengatakan banyak hal menarik yang ditemukannya di platform IDE. Pelaku UMKM di Pontianak harusnya ikut mencoba menjelajahi isi platform IDE.
Tidak sekedar tips dari para expert atau pelaku usaha yang sudah sukses.
“Di sini kita bisa mengunduh materi untuk mendukung kita menjalankan bisnis. Ada penjelasan soal memilih identitas brand. Dari saran pemilihan nama, typography, jenis font, hingga warna. Ternyata tidak bisa asal-asalan,” jelasnya.

Selain itu tersedia kuis untuk menguji pengetahuan yang telah diserap dari para mentor tersebut.
Terdapat tiga fitur dalam IDE untuk mendukung pelaku UMKM, yaitu IDE Advisory, IDE Academy, serta IDE Marketspace. Nah, Nira mengaku sudah banyak menjelajah di IDE Academy yang menyuguhkan video karena ini bisa diakses secara gratis.
Ada konten fundamental marketing, digital marketing, business model canvas, strategi branding dan pemasaran kreatif, serta perkuat strategi marekting.
“Namun jika ingin tahu lebih banyak kita bisa mencoba IDE Marketspace. Tapi, pelanggan harus mendaftarkan dan memilih harga paket yang ditawarkan.
Marketspace ini sejatinya adalah untuk memperluas jejaring bisnis, relasi, dan kesempatan untuk cross-promotion. Jadi Pelaku UMKM bisa memanfaatkan fitur Marketspace sebagai ruang komunitas pelaku UMKM.
• Pelaku Usaha Kuliner Sambas Sambut Baik Pemerintah Perbanyak Pembelian Produk UMKM
Owner Rumah Tempe Pontianak, Muhardiana, mengaku tertarik mencoba memakai platform IDE. Dirinya yang telah berjualan keripik tempe dan keripik lumpia sejak 2017 silam di Pontianak hingga ke Serawak Malaysia.
“Sebagai pelaku UMKM yang ingin naik kelas, yang ingin usahanya berkembang, kita harus belajar. Contohnya kemasan Keripik ini dari yang sederhana hingga memiliki kemasan aluminium foil.
Itu karena kita belajar, kalua mau masuk pasar yang lebih besar harus memperhatikan kualitas,” ujarnya.
Sempat mencoba platform IDE, walau masih sebatas mendengarkan paparan dan tips yang dibagikan oleh para expert yang telah mengisi materi di IDE Academy.
Menurutnya banyak pelatihan yang diberikan berbagai instansi pemerintahan hingga BUMN yang rutin ia ikuti.
“Tapi mencoba IDE ini menarik karena cukup dari rumah saja. Jadi bisa sambil produksi keripik tempe.
Karena produksi kita harian, jadi kita bisa tetap bekerja dan meng-upgrade ilmu,” terangnya.
Masuk Dalam Ekosistem
Trainer sekaligus fasilitator pendidikan dan pelatihan UMKM Pontianak, Eka Hardiyanti mengapresiasi adanya platform yang memberikan kesempatan belajar bagi para pelaku UMKM agar bisa semakin membesarkan usahanya.
Menurut Eka Hardiyanti pelajaran yang sangat berharga saat terjadinya pandemi Covid-19 adalah mengakselerasi transformasi digital bagi UMKM.
“Hari ini siapa yang tidak punya akun media sosial, siapa yang tidak pernah belanja online,” terangnya.
Dia mengajak pelaku UMKM masuk dalam ekosistem digital yang bermakna meski bisnis dijalankan dari rumah, akan tetapi sistem operasi dan penjualannya dilakukan secara digital atau memanfaatkan platform marketplace.
“Contohnya produk keripik tempe produksi rumahan, tapi bisa dipasarkan luas hingga se-Indonesia bahkan ke negeri tetangga, Malaysia. Hanya karena pakai jasa marketplace dan media sosial,” bebernya.
Momentum transformasi digital inilah, kata Eka, yang harus dimanfaatkan pelaku UMKM agar mau lebih besar lagi usahanya.
Mumpung ada banyak yang menyediakan fasilitas pelatihan baik online maupun offline, maka jangan sia-siakan.
“Hanya persoalannya, biasanya pelaku UMKM suka mikir-mikir jika harus merogoh kocek alias bayar. Tapi saya pikir jika kita mau maju, kita harus memodali diri kita,” paparnya.
Berani Jadi Besar
Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), melalui Indosat Business, meluncurkan platform digital Indosat Digital Ecosystem (IDE) yang ditujukan bagi pelaku UMKM pada 13 November 2022 lalu.
Tagline yang dipakai IDE adalah #BeraniJadiBesar yang diperuntukkan bagi UMKM.
Indonesia memiliki lebih dari 65,1 juta pelaku UMKM yang terus bertambah pasca pandemi Covid-19. Dari seluruh pelaku UMKM itu, 20,24 juta sudah menggunakan platform digital.
Platform Digital IDE menyediakan tiga fitur untuk mendukung pelaku UMKM, yaitu IDE Advisory, IDE Academy, serta IDE Marketspace.
Pada IDE Advisory, pengguna dapat meningkatkan insight global untuk mengembangkan bisnis mereka.
Sementara IDE Academy tersedia akses ke video dan pelatihan yang memudahkan pelaku UMKM mendapatkan kemampuan digital.
Lalu lewat fitur IDE Marketspace berguna untuk memperluas jejaring bisnis, relasi, dan kesempatan untuk cross-promotion. Di fitur ini pula sebagai ruang komunitas pelaku UMKM.
Chief Business Officer IOH, Bayu Hanantasena, berharap platform IDE dari Indosat Business dapat mengakselerasi pertumbuhan bisnis dan mendorong digitalisasi UMKM, seperti yang digaungkan pemerintah lewat Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia.
“Hal ini dikarenakan IDE menawarkan platform digital terintegrasi untuk mengakses teknologi yang dibuat khusus untuk UKM.
Dan memungkinkan menjalankan bisnis mereka dengan lebih baik melalui hyperlocal-insight, literasi digital, dan pasar untuk mengakses produk teknologi,” ungkap Bayu dalam keterangan tertulis yang dikutip TribunPontianak.co.id pada Jumat, 2 Desember 2022.
Dijelaskannya, IDE menawarkan solusi yang berakar dari tantangan yang dialami pelaku UMKM.
Diyakini tiga fitur tersebut akan membantu UMKM lebih melibatkan pelanggan berdasarkan data, lebih sistematis dalam mengelola keuangan, dan menjalin hubungan yang kuat satu sama lain.
“IOH akan terus mengembangkan platform IDE seiring dengan kebutuhan para pelaku UMKM di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan misi kami untuk menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, serta menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia,” sampainya.
Pelaku UMKM yang ingin menggunakan platform IDE pun sudah dapat mendaftarkan diri dan menikmati fitur yang tersedia, namun patut diketahui bahwa ada tarif yang dikenakan yakni sekitar Rp 60 ribu per-tahun.