Eddy Suratman Nilai TPID Kota Pontianak Serius Kendalikan Inflasi
Pengamat Ekonomi Untan, Eddy Suratman menilai keberhasilan mengendalikan inflasi tidak mengejutkan. Berikut tanggapan lengkapnya.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPINTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Presiden Jokowi sempat meninjau pasar Kemuning untuk menyapa pedagang dan mengetahui perkembangan harga kebutuhan pokok.
Pasca berdialog dengan pedagang, Jokowi memuji Kota Pontianak dimana merupakan kota dengan pengendalian inflasi yang baik lantaran dibawah inflasi nasional.
Pengamat Ekonomi Untan, Eddy Suratman menilai keberhasilan mengendalikan inflasi tidak mengejutkan. Berikut tanggapan lengkapnya.
Kota Pontianak itu serius di dalam pengendalian inflasi, saya mengikuti perkembangan di tim pengendali inflasi daerah atau TPID. TPID Kota Pontianak itu rutin melakukan rapat-rapat untuk melihat perkembangan harga yang menjadi penyebab inflasi di kota Pontianak.
• Jokowi Akui Pontianak Bagus Kendalikan Inflasi, Wako Edi: Mudah-mudahan Bisa Terus di Bawah 5 Persen
• Kalbar Sukses Kendalikan Inflasi, Sutarmidji Rutin Kaji Pergerakan Harga dan Pilih 2 Kebijakan Tepat
Bukan sekedar rutin, tetapi unsur-unsur didalam TPID juga aktif. Dalam rapat yang pernah saya ikuti, saya melihat dari unsur kepolisian, unsur dari dinas-dinas teknis yang secara langsung berhubungan dengan barang-barang kebutuhan yang menjadi penyebab inflasi.
Kalau diperlukan ketemu di saat-saat tertentu misalnya ada yang yang dihitung bahwa ada penyebabnya itu adalah dari tiket pesawat. Bahkan dari pihak maskapai diundang untuk ikut rapat.
Kemudian pada saat-saat tertentu, kita mengetahui bahwa ada penyebabnya itu adalah harga cabe yang melonjak misalnya. Lalu akan dicek apa yang bisa dilakukan.
Jadi, point yang ingin saya sampaikan adalah TPID Kota Pontianak dari dulu bekerja dari waktu ke waktu. Unsur-unsur yang menghadiri rapat juga jelas, terkait betul dengan penyebab inflasi.
Jika diantisipasi ke depan akan terjadi inflasi akibat kenaikan harga barang tertentu maka dipikirkan langkah-langkah untuk bisa mengatasinya.
Dari dulu kan memang Kota Pontianak ini juga beberapa kali mendapatkan penghargaan secara nasional. Saya melihat Sekda juga sering mengajak TPID bukan hanya melakukan rapat di ruangan tetapi juga Sidak ke pasar tanpa ada pemberitahuan
Mereka ke pasar-pasar mengecek harga gula, telur, cabe, jadi bukan membaca laporan tetapi memang langsung ke pasar.
Selain itu, di antara anggota TPID memang ada yang hobi belanja, sehingga tanpa mendapatkan laporan, sehari-hari pun dia tahu perkembangan harga di Pasar flamboyan, pasar kemuning serta pasar-pasar yang lain di Kota Pontianak.
Itu sangat membantu untuk mengatasi kecenderungan kenaikan harga, lalu selanjutnya pasokan dari barang selalu dijaga. Yang saya tahu dari Pak Sutarmidji dulu Wali Kota di pasar tertentu ada toko pengendali, ini yang membuat harga terkendali.
Ada juga aplikasi, yang digunakan pemerintah untuk menjelaskan kepada masyarakat harga barang-barang kebutuhan pokok di pasar Flamboyan kemuning dan pasar-pasar di kota itu berapa.
Semuanya itu terbuka, sehingga penjual berhati-hati menaikkan harga dan mengambil keuntungan lebih karena orang tidak akan datang ke situ.
Emak-emak sebelum pergi ke pasar juga melakukan pengecekan di mana yang paling murah. Sehingga penjual berhati-hati dalam menaikkan harga dan mengambil keuntungan terlalu besar.
Saya kira model yang digunakan Wali Kota Pontianak sudah menggabungkan cara tradisional dengan modern.
Cara tradisional dalam pengertian Sidak, memeriksa stok ketersediaan kebutuhan bahan pokok. Tapi juga menggunakan cara-cara yang modern dengan memanfaatkan aplikasi karena emak-emak sudah mempunyai Android di tangannya masing-masing.
Lalu penggabungan antara tradisional dan modern diikuti juga dengan langkah-langkah dari pimpinan-pimpinan institusi terkait.
Misalnya untuk melakukan evaluasi dan berfikir apalagi yang bisa dilakukan memperbaiki keadaan agar harga tidak naik.
Saya kira itu yang membuat Kota Pontianak beberapa kali mendapatkan penghargaan secara nasional terkait keberhasilan mengendalikan inflasi di Kota Pontianak.
Semuanya tidak terlepas dari peran Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Barat, mereka selalu hadir dalam rapat pengendalian inflasi. Itu tidak bisa diabaikan, saran-saran dari Bank Indonesia sangat bagus dalam setiap rapat.
Pemerintah kota dan pemerintah provinsi juga melakukan berbagai upaya seperti bantuan sosial dan operasi pasar. Apabila diperlukan dilakukan operasi pasar, segera dilakukan operasi pasar. Pemerintah dengan cepat melihat komoditi mana yang menyebabkan inflasi. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News