Breaking News

Khazanah Islam

Apa Arti Sunnah Haiat dan Abad dalam Gerakan Shalat Fardhu? 

Sunnah ab’ad adalah Sunnah yang apabila tidak dikerjakan harus mengganti dengan sujud sahwi.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Sunnah shalat dibedakan menjadi dua macam, yakni Sunnah ab’ad dan Sunnah hai’at. 

Wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam."

Shalat akan semakin banyak tambahan bacaan dan gerakan, ketika juga menyertakan pelaksanaan sunnah-sunnah hai’ah.

Mari cermati macam-macam sunnah hai’ah dibawah ini !

Tata Cara Makmum Menggantikan Imam yang Berhadas Saat Shalat Berjamaah

Sunnah Hai’ah Dalam Shalat Fardlu

1. Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram, ruku’, bangun dari ruku’, dan bangun dari tasyahud awal.

Mengangkat kedua tangan hingga ujung jari-jari melebihi tingginya telinga, dengan kedua ibu jari di bawah daun telinga, dan kedua telapak tangannya melebihi tinggi kedua bahu. Mengangkat tangan juga sambil memulai takbir dan tasmi'.

2. Memiringkan ujung-ujung jari ke arah kiblat sambil merenggangkannya pada saat mengangkat tangan.

3. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan menempatkannya di pertengahan antara dada dan pusar.

4. Membaca do’a iftitah atau tawajjuh setelah takbiratul ihram pada rakaat pertama.

وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا (مُسْلِمًا) وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ وَاهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

5. Membaca ta’awudz atau istia’adzah,

6. Mengeraskan bacaan pada tempatnya. Termasuk bacaan keras adalah pada waktu shalat subuh, dua rakaat pertama shalat Isya, dua rakaat pertama shalat Maghrib,
dan dua rakaat shalat subuh.

7. Membaca pelan pada tempatnya. Termasuk bacaan yang dipelankan adalah semua shalat selain yang telah disebutkan pada nomor enam.

8. Mengucapkan “Amin” setelah selesai membaca surat alFatihah.Pengucapan amin dilakukan dengan suara keras dalam shalat jarhriyah, dan dengan rendah atau pelan dalam shalat sirriyah.

9. Membaca surat setelah surah Al-Fatihah pada dua rakaat pertama bagi imam atau orang yang shalat sendirian.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved