Pemilu 2024
Info Survei Y-Publica: Elektabilitas Demokrat Menanjak, Sementara PDI Perjuangan Masih Teratas!
Dari Temuan survei Y-Publica menunjukkan PDI Perjuangan tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 18,4 persen.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Lembaga survei Y-Publica menemukan PDI Perjuangan merupakan Parpol dengan Elektabilitas tertinggi .
Dari Temuan survei Y-Publica menunjukkan PDI Perjuangan tetap unggul dengan Elektabilitas mencapai 18,4 persen.
Sedangkan posisi Gerindra yang biasanya berada diperingkat kedua harus tergeser oleh Demokrat.
Y-Pubilca juga menemukan jika Elektabilitas Demokrat terus menanjak menjelang Pemilu 2024.
• Hasil Survei Pilpres 2024:Prabowo Masih Teratas, Ganjar dan Anies Menyusul, Puan, AHY dan Airlangga?
Pasalnya selama setahun terakhir Demokrat membayang-bayangi Gerindra pada posisi tiga besar, dan kini sukses menempatkan diri sebagai penantang kuat PDI Perjuangan.
Survei Y-Publica dilakukan pada 27 Oktober-1 November 2022 kepada 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Teknik pengambilan data melalui wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih secara multistage random sampling.
Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Lebih lanjut terlihat hasil survei Y-Publica merilis Parpol papan tengan dengan elektabilitas tertinggi adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bergerak naik elektabilitasnya.
Setelah sebelumnya meraih Elektabilitas pada kisaran 5,2-5,4 persen, kini Parpol yang diketuai Giring Ganesha mampu mencapai 5,7 persen.
• Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Demokrat Naik Jelang Pemilu 2024 Lewati Golkar dan Perindo!
Kondisi lain terjadi pada NasDem yang mengalami penurunan elektabilitas.
Dari survei sebelumnya NasDem masih mengamankan posisi di atas ambang batas parlemen, kini turun menjadi 3,6 persen.
Jika NasDem terus mengalami hal ini maka peluang untuk menembus ambang batas parlemen kian sulit.
“Demokrat berhasil menyalip Gerindra menjadi peringkat kedua, sedangkan Nasdem terancam gagal melenggang ke Senayan,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa 8 November 2022, Dikutip dari Tribunnews.com
Menurut Rudi, positioning sebagai partai oposisi utama terhadap pemerintahan Jokowi sukses mengerek elektabilitas Demokrat.
“Dengan terus mengkritik kebijakan Jokowi, Demokrat berharap bisa mengulang keberhasilan PDIP yang menjadi oposisi dua periode Presiden SBY,” ucap Rudi.
Artinya, jika Demokrat bisa mempertahankan tren kenaikan elektabilitas, tidak tertutup kemungkinan bisa mengejar PDIP.
"Lebih-lebih jika Demokrat berhasil mengajukan figur AHY dalam kontestasi Pilpres, akan memberikan coattail effect yang signifikan bagi Demokrat,” ujar Rudi.
• Hasil Survei CSIS: Golkar Terpopuler Dibanding PDIP, Gerindra, dan Demokrat di Pemilih Muda
Strategi PSI dulang Elektabilitas pascapencapresan versi Y-Publica
“Strategi PSI mengusung Ganjar-Yenny tampaknya berbuah kenaikan Elektabilitas, di mana Ganjar diketahui kerap unggul dalam bursa calon presiden,” kata Rudi.
Pada posisi di antara Demokrat dan PSI ada Golkar (7,8 persen) dan PKB (7,2 persen).
“Partai oposisi lainnya yaitu PKS hanya mendulang elektabilitas 4,8 persen, tidak heran jika PKS bersikeras untuk mengajukan cawapres selain AHY pada koalisi pendukung Anies,” ujar Rudi.
Demokrat dan PKS Perjuangkan posisi Cawapres
Partai Demokrat dan PKS tengah berebut posisi cawapres, di mana NasDem menjadi partai politik pertama yang secara terbuka mengusung Anies.
Hanya saja, seperti halnya PKS, insentif elektoral yang diharapkan dengan mendukung Anies belum tampak diraih oleh Nasdem.
Yang terjadi justru gelombang pengunduran diri sejumlah kader Nasdem usai deklarasi Anies sebagai capres.
“Para pemilih Anies tampaknya masih menunggu keseriusan koalisi yang digagas Nasdem, lebih-lebih mengingat rekam jejak Nasdem yang dulu mendukung Ahok,” kata Rudi.
Selain Nasdem, sejumlah partai Senayan lain juga terancam gagal yaitu PAN (2,3 persen) dan PPP (1,8 persen).
Lalu ada partai-partai non-parlemen dan partai baru, yaitu Perindo (1,5 persen), Gelora (1,2 persen), dan Ummat (0,8 persen).
Selanjutnya ada Hanura (0,6 persen), PBB (0,4 persen), dan PKN (0,1 persen).
Beberapa Parpol lainnya yang diajukan dalam survei tidak direspon oleh responden, Terutama untuk Parpol baru yang sedang verifikasi Parpol di KPU.
“Partai-partai baru dan non-parlemen tengah menjalani verifikasi oleh KPU,” pungkas Rudi. (*)
Cek Berita dan artikel Pemilu 2024 dengan link topik: Pemilu 2024