Vaksin IndoVac Resmi Dipakai untuk Dosis Penguat Booster Covid-19
Kini vaksin Indovac resmi bisa dipergunakan sebagai dosis penguat atau Booster bagi masyarakat yang melakukan vaksinasi Covid-19.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kini vaksin Indovac resmi bisa dipergunakan sebagai dosis penguat atau Booster bagi masyarakat yang melakukan vaksinasi Covid-19.
Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau izin edar Emergency Use Authorization atau EUA untuk vaksin Indovac sebagai dosis penguat atau Booster.
Sebelumnya, vaksin Indovac hanya digunakan untuk vaksinasi primer yang diberikan dalam 2 dosis suntikan (25 μg/dosis) dengan interval 28 hari.
"Vaksin IndoVac untuk booster-nya sudah kami keluarkan kemarin Kamis, 3 November 2022.
• Syarat Baru Naik Pesawat Bulan November 2022 Khusus Penumpang Belum Vaksin Booster
Sudah saya setujui kemarin, saya kira saya langsung diinfokan ke Pak Menteri BUMN," kata Penny dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat 4 November 2022.
Penny menuturkan, PT Bio Farma selaku BUMN farmasi yang memproduksi vaksin pun sudah mendapatkan informasi terkait terbitnya izin edar tersebut.
"Mungkin belum ada siaran pers karena baru kemarin.
Ini semacam siaran pers bahwa vaksin IndoVac memang booster-nya sudah dikeluarkan dan sudah terinfokan PT Bio Farma-nya," ujarnya.
Sebagai informasi, vaksin IndoVac merupakan jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan.
Dengan kandungan zat aktif rekombinan Receptor-Binding Domain (RBD) protein S virus SARS-Cov-2, dengan platform rekombinan protein subunit.
Vaksin ini dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, USA.
Sesuai persetujuan BPOM, vaksin IndoVac disetujui menjadi imunisasi aktif untuk pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS CoV-2 pada individu berusia 18 tahun ke atas.
Efikasi Vaksin IndoVac mengacu pada hasil uji imuno bridging pada uji klinik fase 3.
• Distribusi Vaksin Covid-19 Secara Nasional Belum Normal, Stok Vaksin Pontianak Kosong
Menunjukkan antibodi netralisasi Vaksin yang non-inferior dengan vaksin protein subunit pembanding (92,5 persen vs 87,09 persen).
Efek samping atau adverse events (AEs) dalam uji klinik Vaksin IndoVac dilaporkan adalah nyeri lokal dan nyeri otot (myalgia).
Yang kemunculannya sebanding dengan efek samping pada penggunaan vaksin rekombinan protein subunit pembanding yang sudah lebih dulu mendapatkan EUA.
(*)
.
.
.
.
.