Lokal Populer
Pria 51 Tahun di Kuala Behe Nekat Gantung Diri di Pohon Jambu
Diketahui korban mengakhiri hidupnya lantaran tidak mampu menahan rasa sakit yang ia derita. Dimana hal itu tertulis dalam secarik kertas
Penulis: Marpina Sindika Wulandari | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Warga di Kecamatan Kuala Behe dihebohkan dengan penemuan seorang laki - laki yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di pohon jambu, tepatnya di Desa Kuala Behe, Kecamatan Kuala Behe Kabupaten Landak, Kalbar pada Rabu 2 November 2022.
Kapolsek Kuala Behe, Iptu Zulianto membenarkan kejadian tersebut. Ia mengaku sebelumnya pihak Kepolisian Sektor Kuala Behe menerima laporan dari warga terkait adanya dugaan warga bunuh diri dengan cara gantung diri.
"Kami segera mendatangi TKP (tempat kejadian perkara), melakukan olah TKP setelah itu kami menurunkan korban dari pohon jambu bersama warga sekitar," jelasnya.
Lebih lanjut, Kapolsek memaparkan korban berinisial SP, laki-laki (51) merupakan merupakan warga Dusun Sejaya, Desa Kuala Behe, Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Kalbar.
• Bagaimana Cara Nonton TV Digital Tanpa STB? Ikuti Panduan Memeriksanya Secara Lengkap Disini!
Kapolsek Zulianto menyebut korban pertama kali ditemukan oleh seorang perempuan berinisial J (28) sesaat setelah saksi membuka pintu rumah pada dini hari.
"Sebelumnya saksi sempat mendengar suara gonggongan anjing peliharaannya. Namun saat diperiksa tidak melihat apapun. Sampai pukul 05.30 WIB, ketika saksi membuka pintu rumah, pandangannya langsung tertuju pada korban yang posisi lehernya tergantung pada seutas tali di pohon jambu sekitar 20 meter dari rumah saksi," jelas Kapolsek.
Karena melihat kejadian tersebut, J langsung berteriak minta tolong para warga dan langsung menuju ke TKP. Warga juga langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kuala Behe.
Diketahui korban mengakhiri hidupnya lantaran tidak mampu menahan rasa sakit yang ia derita. Dimana hal itu tertulis dalam secarik kertas yang ditemukan di dekat korban beserta beberapa barang lainnya seperti senter dan sendal jepit.
"Keterangan dari istri korban berinisial E (46), suaminya sudah lama mengidap penyakit batu ginjal dan sudah pernah mendapatkan penanganan medis berupa operasi. Sebelum mengakhiri hidupnya, korban dan sang Istri juga sempat berbincang hingga pukul 03:00 WIB dan tidak ada pertengkaran di antara mereka," lanjut Kapolsek.
Barang-barang yang ditemukan di TKP juga diakui E sebagai milik koran dan pihak keluarga mempercayai bahwa tulisan tangan pada secarik kertas yang ditemukan di TKP adalah merupakan tulisan tangan korban.
"Pihak keluarga memahami bahwa berdasarkan isi tulisan pada secarik kertas tersebut bahwa kematian korban adalah atas kemauannya sendiri dengan alasan korban tidak mampu menahan penyakit yang dideritanya. Pihak keluarga korban pun tidak menghendaki dilakukannya tindakan autopsi terhadap jenazah korban," pungkas Kapolsek.
Tinggalkan Surat
Seorang pria paruh baya berinisial SP (51) di Desa Kuala Behe, Kecamatan Kuala Behe Kabupaten Landak, Kalbar nekat akhiri hidup karena tak mampu menahan rasa sakit yang diderita. Sebelum memutuskan bunuh diri, ia meninggalkan sepucuk surat bagi keluarga.
Kejadian menyedihkan itu dialami seorang wanita berinisial E (46). Ia harus kehilangan sang suami berinsial SP yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di pohon jambu tak jauh dari tempat tinggalnya.
Kapolsek Kuala Behe Iptu Zulianto mengatakan, korban diketahui telah lama mengalami sakit batu ginjal dan sudah pernah mendapatkan penanganan medis berupa dioperasi. Beberapa jam sebelum korban mengakhiri hidupnya, korban juga sempat berbincang dengan sang istri hingga pukul 03:00 WIB.
Dikatakan Kapolsek Zulianto, saat ditemukan, korban masih dalam posisi tergantung di pohon jambu milik warga. Sementara di dekatnya terdapat sebuah senter kepala dan sendal jepit yang diduga milik korban serta secarik kertas yg berisi tulisan yang menerangkan bahwa korban sudah tidak sanggup menahan sakit yang dideritanya.
"Maapkan apak utuk nan apak gantung diri dipohon jambu pak ajlim jangan salah siapa 2x tu ya karena apak tidak mampu nahan sakit," bunyi tulisan seperti dilihat Tribun Pontianak pada Rabu 2 November 2022.
"Saudari E (istri SP) membenarkan bahwa senter kepala dan sendal jepit adalah milik koran dan pihak keluarga mempercayai tulisan tangan pada secarik kertas di TKP merupakan tulisan tangan korban. Pihak keluarga memahami bahwa berdasarkan isi tulisan pada secarik kertas tersebut bahwa kematian korban adalah atas kemauannya sendiri. Pihak keluarga korban pun tidak menghendaki dilakukannya tindakan Autopsi terhadap jenazah korban," jelas Kapolsek Zulianto