Lokal Populer
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 Menunjukan 29,8 Persen Balita Indonesia Alami Stunting
Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukan bahwa 29,8 persen Balita Indonesia mengalami stunting
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ratusan Siswi ikuti program Gerakan Nasional Aksi Bergizi Tahun 2022 yang diselengarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar di SMA Negeri 1 Kota Pontianak.
Asisten Sekertaris Daerah Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kalbar, Linda Purnama, M.Si mengatakan Gizi baik merupakan fondasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas karena berkaitan erat dengan peningkatan kapasitas belajar, kemampuan kognitif dan intelektual seseorang.
Gizi baik kata dia merupakan penanda keberhasilan pembangunan dan terpenuhinya hak asasi manusia terhadap pangan dan kesehatan.
“Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukan bahwa 29,8 persen Balita Indonesia mengalami stunting. Anak-anak yang mengalami masalah gizi tersebut memiliki resiko 11,6 kali lebih tinggi untuk mengalami kematian dibanding anak-anak yang memiliki status gizi baik,” jelasnya, Rabu 26 Oktober 2022.
• Desa Lingga di Kabupaten Kubu Raya Miliki Angka Kasus Stunting Tinggi
“Adapun jika anak-anak dengan masalah gizi tersebut mampu bertahan, tetapi akan beresiko untuk mengalami masalah pertumbuhan, perkembangan dan masalah kesehatan lainnya di sepanjang tahap kehidupannya,” tambahnya.
Selain itu dia menyebut, masalah kekurangan zat gizi mikro masih mendominasi permasalahan gizi di Indonesia yang ditunjukan dengan semakin meningkatnya prevalensi.
Anemia pada ibu hamil dari 37,1 persen pada tahun 2013 menjadi 48,9% pada tahun 2018.
Ibu hamil yang mengalami anemia beresiko tinggi untuk melahirkan bayi premature, bayi dengan berat lahir rendah juga mengalami kematian.
Untuk itu diharapkan dengan adanya Gerakan Nasional Aksi Bergizi sebagai upaya pencegahan stunting melalui Gerakan Remaja Putri Minum Tablet Tambah Darah (TTD).
Dapat membudayakan aktivitas fisik bagi siswa/i SMP dan SMA, serta membiasakan sarapan melalui gizi seimbang, dapat menghasilkan remaja putri yang sehat, berprestasi, tidak anemi dan melahirkan generasi yang sehat dan tidak stunting.
“Selain itu implementasi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan program Gerakan Nasional Aksi Bergizi dapat diintegrasikan dengan TRIAS UKS, yaitu pembinaan lingkungan sehat,” katanya.
Seluruh SLTP, SLTA, Tsanawiyah, Aliyah, dan Pondok Pesantren diharapkan ikut melaksanakan kegiatan “Aksi Bergizi” secara rutin sebagai bentuk upaya meningkatkan gizi remaja serta mencegah anemia pada remaja putri.
“Tentunya, keberhasilan “Aksi Bergizi” ini perlu didukung oleh keterlibatan dan kolaborasi dari lintas sektor,” tutupnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat drg. Hary Agung menuturkan, Tren Persentase Remaja Putri Mendapatkan Tablet Tambah Darah di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan data Sistem Informasi Gizi Terpadu (Sigizi Terpadu) mengalami peningkatan.
Yaitu pada tahun 2019 sebesar 12,9%, tahun 2020 sebesar 23,19.
Kota Pontianak
Peringati Hari Kesehatan Nasional ke-58, Dinas Kesehatan Kota Pontianak menggelar gerakan nasional Aksi Gizi Bersama di SMPN 1 Kota Pontianak pada Rabu 26 Oktober 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, dr. Saptiko mengatakan kegiatan tersebut diselengarakan dalam rangka mencegah dan menurunkan angka stunting di Kota Pontianak.
“Ini juga berkaitan dengan gerakan nasional untuk aksi gizi bersama. Jadi aksi gizi bersama ini dilakukan di seluruh sekolah terutama SMP dan SMA, kitakan di Kota Pontianak jadi (penyelengaraan) di SMP,” ujarnya, Rabu, 26 Oktober 2022.
Rangkaian kegiatan tersebut diselengarakan dengan pemberian tablet tambah darah dan sarapan pagi penuh gizi seimbang dengan makan protein hewani bersama.
“Itu adalah kegiatan yang dilakukan dengan, tentu, sarapan pagi bersama kemudian pemberian tablet tambah darah yang diharus dimakan oleh siswa setiap seminggu sekali di sekolah,” jelas Saptiko.
Saptiko mengatakan tujuan penyelengaraan aksi gizi bersama tersebut untuk meningkatkan kesehatan siswa, agar dapat mencegah terjadinya stunting khususnya, di Kota Pontianak.
“Ini tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan daripada siswa yang nanti ujung akhirnya untuk mencegah terjadinya stunting di Kota Pontianak,” katanya.
Terakhir, Saptiko berpesan kepada masyarakat agar menerapkan prilaku hidup sehat sekalgus meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
“Untuk masyarakat pesan saya adalah untuk selalu melakukan prilaku hidup bersih dan sehat dengan meningkatkan konsumsi makanan bergizi, yang tidak harus mahal, tetapi konsumsi makanan bersih ini di utamakan,” tutupnya.
Plh Kepala SMPN 1 Kota Pontianak, Antonius Subrata dalam sambutannya, menyampaikan apresiasinya kepada Dinkes Kota Pontianak, karena telah menunjuk sekolahnya sebagai tempat pelaksanaan aksi gizi bersama.
“Gerakan aksi nasional bergizi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tablet tambah darah, aktifitas fisik dan konsumsi gizi seimbang,” katanya.
“Sehingga sekolah memiliki komitmen untuk melaksanakan kegiatan aksi bergizi secara rutin, dengan membiasakan siswa siswi untuk mengkonsumsi tablet tambah darah dan makanan bergizi,” timpalnya.
Diharapkan, dengan adanya kegiatan tersebut, dapat mendukung pemerintah dalam menangani masalah Stunting di Kota Pontianak, serta dapat mewujudkan visi SMP N 1 Kota Pontianak.
“Semoga upaya kita ini dapat mendukung SMP N 1 Pontianak mewujudkan visinya, yaitu terwujudnya lulusan yang sehat berprestasi, berbudaya lingkungan serta pelajar pancasila,” tukasnya.
Camat Pontianak Kota, Ahmad Sudiyantoro memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada SMP N 1 Kota Pontianak.
“Alhamdulillah SMP N 1 sampai saat ini komitmen bagaimana khususnya dalam mengurangi atau zero stunting,” pungkasnya.