Pecinta Layang-layang di Pontianak: Tidak Semua Pemain Melanggar Aturan

Ia menjelaskan bahwa menurutnya tidak semua pemain layang-layang melanggar aturan, sebab masih banyak para pecinta layang-layang di Kota Pontianak ini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Alfon
Petugas Satpol PP Pontianak merazia layangan beberapa waktu silam. Pemain layangan di Pontianak diancam denda hingga Rp 50 juta. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Salah seorang pecinta permainan layang-layang di Kota Pontianak turut berkomentar terkait adanya larangan bermain layang-layang berdasarkan Perda no 19 tahun 2021.

Berdasarkan Pasal 21 ayat (1) Setiap orang/badan dilarang membuat, membawa, menyimpan, menjual layangan dan peralatan permainan layangan dan/atau bermain layangan di wilayah daerah kecuali untuk kegiatan festival atau budaya.

"Kalo aturannya dibarengi dengan solusi, mungkin setuju, kalo cuman aturan ndak ade solusi sama jak. Karna ndak semue pemain kelayang tuh ngelanggar aturan," ucap salah satu pecinta layang-layang yang tak ingin disebutkan namanya tersebut. Jumat, 21 Oktober 2022.

Ia menjelaskan bahwa menurutnya tidak semua pemain layang-layang melanggar aturan, sebab masih banyak para pecinta layang-layang di Kota Pontianak ini yang memperhatikan aspek keselamatan dan kenyamanan masyarakat sekitar.

"Kalo yang benar-benar pemain kelayang selalu mementingkan aspek keselamatan, contoh mainnye tuh jauh dari tiang listrik dan pemukiman warga sehingga mengurangi resiko yang ada."

Dilarang dalam Perda No 19, Kasatpol PP Pontianak Himbau Masyarakat Tidak Main Layang-layang

"Kebanyakan kasus yang terjadi tuh, karne oknum-oknum yang bermain tuh masih di tengah pemukiman warga dan dekat dengan jalan raya, nah yang kayak gitu harus ditindak," imbuhnya.

Ia pun merasa keberatan dengan sanksi yang tercantum didalam Perda no 19 tahun 2021 tersebut, karena permainan layang-layang hanyalah salah satu hobi masyarakat yang mereka salurkan. Sama halnya dengan hobi-hobi lainnya pada umumnya.

"Mengenai sanksi aku sih keberatan, karne banyak kok kawan kawan yang menyalurkan hobi layang-layangnye dengan aman, mainnye jauh dari pemukiman warga.

"Malah sampek masok ke kebun-kebun, bahkan sampek ke daerah yang ndak ade pemukimannye yang jalannye jelek dan ndk ade lampu kalau malam," jelasnya.

Menurutnya pun sanksi tersebut harus dikecualikan untuk para pecinta layang-layang yang memperhatikan aspek-aspek keselamatan dan kenyamanan masyarakat.

"Kalo sanksi itu diterapkan ke oknum-oknum yang masih bermain di tengah Kota sih tidak ada masalah, biar mereka jera. kalau yang udah mainnya jauh dari tengah kota dan jauh dri pemukiman warga masih di kenakkan hal yang sama yah keberatan," tutupnya.

Diketahui berdasarkan Pasal 63 ayat 1 huruf t Perda no 19 tahun 2021 tersebut, menyebutkan, setiap orang atau badan hukum yang melanggar ketentuan Pasal 21 ayat 1 dan ayat 2 dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakkan hukum sebesar Rp 500.000, dan/atau sanksi administrasi berupa penahanan untuk sementara waktu Kartu Tanda Penduduk atau kartu identitas lainnya.

Sementara pada Pasal 70 ayat 1 pelaku pelanggaran dalam aktivitas layang-layang diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp 50.000.000. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved