DBD Intai Semua Umur! Waspada Bahaya Demam Berdarah saat Musim Hujan
Bahaya demam berdarah dengue atau DBD kerap mengancam terlebih saat musim Hujan tiba.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bahaya demam berdarah dengue atau DBD kerap mengancam terlebih saat musim Hujan tiba.
Demam berdarah dengue menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai selama musim Hujan.
Bahaya demam berdarah dengue masih mengintai kesehatan masyarakat Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara yang paling terkena dampak dengue yang masih menjadi ancaman utama kesehatan masyarakat di dunia.
• Kasus DBD di Pontianak Alami Penurunan, DBD di Mempawah Meningkat Dibandingkan Tahun 2021
Sebagai hiperendemis dengue, tren peningkatan kasus demam berdarah dengue di Indonesia termasuk cukup tinggi, terutama memasuki musim pancaroba atau peralihan musim yang biasanya dimulai pada bulan Oktober.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, pada minggu ke-36, September 2022, jumlah kasus dengue di Indonesia tercatat mencapai 87.501 kasus, dan jumlah kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) ini mencapai 816 kasus.
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue.
Memasuki kuartal terakhir tahun 2022, bahaya penyebaran penyakit demam berdarah dengue ini diperkirakan akan memuncak saat curah hujan meningkat sekitar bulan Oktober hingga November.
• Kasus DBD Menurun, Kadiskes Pontianak Imbau Warga Terapkan Pola Hidup Sehat dan Bersih
Bahaya demam berdarah dengue intai semua umur
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI, mengungkapkan bahwa bahaya demam berdarah dengue harus diwaspadai, terutama di musim hujan saat ini.
"Kasus demam berdarah terjadi secara cepat peningkatannya. Kenapa" Karena penularan (penyakit ini) melalui vektor nyamuk yang sulit dikontrol.
Nyamuk ini senang menggigit banyak manusia,sehingga jika memabawa virus, maka berpotensi menularkannya," jelas dr Erni dalam diskusi media bertema Waspada Penyebaran Dengue di Tengah Musim Hujan.
Bahaya demam berdarang dengue tidak hanya mengintai anak-anak. Akan tetapi, infeksi virus dengue dapat juga dialami semua usia, termasuk orang dewasa.
Sebab, menurut dr Erni, nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD) menggigit semua umur, tidak hanya anak-anak.
"Bahkan, di rumah sakit juga saya merawat orang berusia lanjut," kata dr Erni.
Menurut data Kemenkes, kasus demam berdarah dengue di Indonesia, secara umum paling banyak terjadi pada golongan umur 14-44 tahun, yaitu sebanyak 39,96 persen dan umur 5-14 tahun yaitu sebanyak 35,61 persen.
Di musim hujan, bahaya infeksi demam berdarah dengue yang harus diwaspadai, salah satunya demam mendadak tinggi disertai sakit kepala dan linu atau nyeri.
"Gejala yang dapat dirasakan saat terkena infeksi virus dengue, demam tinggi mendadak disertai nyeri pada otot dan tulang. Apabila tidak segera dipastikan penyebabnya, maka akan menyebabkan komplikasi seperti syok atau pendarahan, bahkan menyebabkan kematian," jelas dr Erni.
Membacakan sambutan Dr.?dr.?Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, Dirjen P2P, Kemenkes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi, MPHM mengatakan bahwa pengendalian dengue bertumpu pada kerjasama pemerintah dan masyarakat, berupa kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Sementara itu, Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi Tropis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), kasus demam berdarah dengue (DBD) cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Oleh karenanya, pencegahan penyakit dengue sedini mungkin merupakan langkah strategis dan vital yang harus dilakukan, kata dr Hindra.
"Selain program 3M Plus, masyarakat juga perlu didorong untuk dapat melakukan vaksinasi dengue. Pencegahan inovatif ini merupakan sebuah upaya pencegahan yang terpadu," jelas dr Hindra.
Vaksin Dengue Tetravalen ini telah mendapatkan persetujuan dari Badan POM untuk setiap individu berusia enam hingga 45 tahun, tanpa memperhatikan status dengue sebelumnya sehingga tidak diperlukan skrining.
"Takeda merasa bersyukur dan bangga karena inovasi pencegahan dengue kami, yaitu Vaksin Dengue Tetravalen, telah resmi mendapatkan persetujuan dari BPOM RI. Hal ini merupakan wujud nyata komitmen Takeda untuk turut serta mendukung upaya Pemerintah menuju zero dengue death pada 2030," ujar Dr. Goh Choo Beng, Head of Medical Affairs Takeda Asia-Pacific.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bahaya Demam Berdarah Dengue di Musim Hujan, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?"